Usai sudah perjuangan Garuda Asia dalam perhelatan Piala AFF U-15 tahun 2019.
Setelah cukup digdaya (tidak terkalahkan) di fase grup, ternyata begitu menemui lawan sebenarnya.di partai semifinal, anak-anak muda Indonesia ini harus bertekuk lutut dari tuan rumah Thailand.
Harapan mempertahankan gelar juara dan bertemu Malaysia di babak finalpun kandas.
Jauh hari sebelum tim asuhan Bima Sakti berangkat ke Thailand, saya sudah mengingatkan bahwa pasukan Timnas U-15 yang dipersiapkan dan dipaksakan oleh PSSI ini, tidak akan cukup menghadapi tim kuat di Thailand.
Selama persiapan, Valeron dan kawan-kawan sangat tidak meyakinkan. Melawan tim-tim lokal saja cukup kesulitan.
Beruntung lawan-lawan di Grup A, tidak sehebat yang saya prediksi. Faktanya, Timor Leste yang sempat mencuri perhatian, bahkan sampai di tuduh melakukan pencurian umur, lalu mampu menahan Timnas Indonesia, ternyata dapat dikalahkan oleh Vietnam.
Begitu Vietnam bertemu Malaysia di semifinal pertama sore tadi, ternyata Vietnam digasak 3-1 oleh Malaysia.
Dengan kekalahan 0-2 Timnas Indonesia dari tuan rumah Thailand di semifinal kedua, maka jelas bahwa Malaysia dan Thailand memang tim terbaik di turnamen ini.
Merekalah tolok ukur kualitas tim Asia Tenggara. Bukan tim-tim yang ditekuk dengan mudah oleh Timnas.
Andai saja PSSI tidak memaksakan dan "ngeyel" Â harus seluruh pemain dalam skuat yang baru saja ditaklukan Thailand
yang berangkat, maka sejatinya PSSI telah menutup mata dengan menjamurnya talenta pesepak bola di seantero negeri ini, namun tetap menutup kesempatan mereka yang lebih layak berjerey Garuda.
Bahkan dalam artikel saya sebelumnya, saya sempat menulis bahwa, bila Timnas U-15 berhasil melewati Thailand dan Malaysia, maka saya akan tepuk tangan untuk PSSI.