Instruksi Presiden (Inpres) bagi sepakbola nasional menjadi angin segar untuk sepakbola nasional. Ataukah sebaliknya, rencana ambil alih peran 9PSSI dari sepakbola nasional karena Presiden sudah tidak percaya dengan PSSI dalam mengurus olahraga kulit bundar yang paling diminati rakyat?
Bahkan, kabarnya dalam draf Inpres Sepakbola tersebut, tertera empat instruksi yang akan melibatkan  12 kementerian untuk berkoordinasi serta berintergrasi dalam program Percepatan Pembangunan Sepak Bola Nasional ini.
Ada apa dengan maksud Inpres ini? Apa karena PSSI dianggap sudah tidak dapat menjalankan amanah mengurus sepakbola nasional? Atau sepakbola nasional yang memang selama ini seksi, sangat pas dijadikan kendaraan politik jelang Pilpres 2019?
Publik sepakbola dunia juga tahu bahwa sepakbola tidak dapat diintervensi oleh pemerintah di manapun di seluruh dunia, karena FIFA dan federasi sepakbola di setiap negara adalah independen.
Lalu bicara percepatan sepakbola nasional, sudah dikemukakan oleh Presiden Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu. Namun, mengapa Inpresnya baru turun sekarang? Inpres tentang sepakbola ini juga harus jelas arahnya, bila pemerintah tidak mau dianggap intervensi, sebab urusan sepakbola dari pembinaan hingga kompetisi dan prestasi, mutlak haris.dijalankan oleh PSSI.
Selama ini, aktifnya Kemenpora turut menyelenggarakan kompetisi sepakbola, juga menjadi masalah yang belum pernah dapat diselesaikan. Sementara bunyi Inpres yang  mengarah ke percepatan sepakbola, tentu maksudnya dapat.diartikan sebagai percepatan untuk mencapai prestasi, bahkan akan melibatkan 12 Kementrian. Hebat sekali Inpres Sepakbola ini.
Selama ini ke mana saja? Mengapa Inpres yang hebat baru diterbitkan sekarang? Apakah Inpres di olahraga lain juga akan diturunkan? Atau sudah ada Inpres yang terbit di cabang olah raga lain yang maksudnya juga sama untuk percepatan dan melibatkan banyak kementrian?
Tanpa ada Inpres, selama ini, hadirnya Kemenpora ikut merecoki kompetisi sepakbola nasional saja jadi masalah tersendiri. Untuk itu, publik sangat berharap, Inpres Percepatan Sepak Bola ini, wajib jelas arahnya serta fungsi dan kedudukannya.
Sebenarnya, bila FIFA dan Federasi sepakbola setiap negara di dunia tidak indenden dan terikat statuta, maka sepakbola nasional yang dicintai hampir oleh seluruh rakyat Indonesia, sudah tidak layak dikelola oleh PSSI. Tapi mengapa federasi sepakbola negara lain yang sama-sama dilindungi oleh statuta FIFA, tidak boleh diintervensi oleh pemerintah, tetap dapat berprestasi meski tidak harus turun Inpres?
Jawabnya jelas, pengurus federasi, pengurus klub, dan stakeholder terkait sepakbola hingga pemerintah saling bahu-membahu membawa sepakbola untuk kepentingan prestasi atas nama bangsa dan negara. Di Indonesia? Kita semua tahu bagaimana pengurus PSSI, klub, stakeholder, hingga pemerintah memperlakukan sepakbola nasional.
Kita tunggu, apakah lahirnya Inpres Percepatan Sepak Bola nasional akan menjadi angin segar? Atau malah merecoki sepakbola nasional, atau justru mengambil alih sepakbola nasional.
Atau mungkin karena bertepatan dengan tahun politik? Kita tunggu.