Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rakyat Butuh Suri Teladan, "Stop" Banyak Bicara!

14 Februari 2019   09:19 Diperbarui: 14 Februari 2019   09:59 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jelang Pemilu 2019, bagi para elit politik  budaya malu ternyata menjadi abai. Narasi yang mereka ciptakan baik tersiar di media cetak atau layar kaca, tidak pernah lepas mulai dari zone aksi-reaksi, saling membalas, memperbesar masalah kecil, memperuncing hal sepele  yang semuanya dilakukan dengan tujuan yang mudah diterka arahnya.Hilang budaya kesantunan. Meminggirkan rasa kekompakan,  kesetiakawanan, dan kekeluargaan yang sudah mentradisi dalam kehidupan masyarakat.

Sikap banyak bicara para elit politikpun menjalar ke kehidupan masyarakat. Bahkan saling kritikpun sudah sangat kasar. Menuduh, mendeskripsikan, dan  mencurigai orang lain tanpa bukti, dan berbicara sekehendak hati, semau perut sendiri. Mumpung demokrasi di Indonesia, kini sedang dimaknai kebablasan bebas justru oleh para pemimpin sendiri.

Seharusnya, kalangan pejabat, politisi, dan pemuka masyarakat menjadi teladan bagi masyarakat, namun justru merekalah yang memberikan teladan kekacauan, kekisruhan, perseteruan yang buntutnya meresahkan rakyat dan ketentraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lalu apa bedanya kondisi sekarang dengan Orde Lama, Orde Baru? Apakah harus lahir Orde selanjutnya, sebab Orde Reformasi justru penuh dengan individu-individu yang kebanyakan bicara.

Malah ada,  "pemain baru"  yang masyarakat tahu  dan paham bahwa pemain baru ini belum memiliki "trackrecord" prestasi, masih hijau, sudah ikutan  "banyak bicara". Ironisanya apa yang dibicarakan, seolah memaksakan audein untuk percaya dengan perkataannya.

Sudahi banyak bicara

Ayolah para pejabat, politisi, pemuka masyarakat, sadari bahwa rakyat bosan dan muak dengan pertunjukkan Anda-Anda.

"Stop" banyak bicara! Ganti dengan sedikit bicara banyak bekerja, "Talk Less Do More!"

Ayolah, berbicara atau hemat berbicara dan bahkan berbicara yang dianggap perlu saja! Kerjakan sesuatu yang lebih dari biasa dan mendapatkan hasil yang nyata.

"Stop" jual kesombongan dalam mengerjakan sesuatu dengan bicara berbuih-buih! Hentilah, meremehkan orang lain! Jangan "tong kosong nyaring bunyinya."

Sadari bahwa banyak omongan dan merasa dirinya hebat, menjadikan derajat kita dihadapan sesama manusia saja menjadi rendah, apalagi di hadapanNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun