Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Garuda Mengurai Asa Raih Poin di Thailand

14 November 2018   11:30 Diperbarui: 14 November 2018   18:38 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah pesepak bola Indonesia berselebrasi usai mengalahkan Timor Leste dalam laga lanjutan Piala AFF 2018 (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Andai Bima Sakti tidak salah memasang komposisi pemain sejak awal, maka laga meladeni Timor Leste tentu akan tercipta gol tidak sekadar 3 dan kebobolan 1.

Sayang sekali, kesempatan emas yang bukan hanya sarana mendulang poin, namun juga sebagai kesempatan menghimpun banyak gol, terbuang sia-sia.

Catatan dua laga

Sebenarnya, saat laga di babak pertama, hampir seluruh pemain, bermain seperti bukan kelas Timnas. Satu kata yang bisa saya ungkap. Permainan babak pertama Timnas adalah permainan bebal.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), be*bal adalah sukar mengerti; tidak cepat menanggapi sesuatu (tidak tajam pikiran); bodoh;

Itulah fakta yang tergambar dari seluruh adegan yang diperagakan pemain Timnas sepanjang babak pertama.

Bukan hanya pemain di dalam lapangan, sang pengatur strategi di pinggir lapangan juga hanya terlihat kebingungan dan seperti tidak tahu harus berbuat apa, dalam kondisi pemain yang memeragakan permainan dengan kebebalan.

Sekelas Timnas, passing, heading, dan kontrol bola saja salah. Sudah begitu, umpan ke rekan-rekannya saja asal tendang.

Saat menghadapi Singapura, kebingungan pemain dan buruknya permainan, sebabnya adalah karena awalnya semua pemain terlalu percaya diri dapat menjungkalkan Singapura dengan mudah. Tapi fakta di lapangan, Singapura ternyata bukan Singapura yang pernah dikalahkan, akibatnya seluruh pemain Timnas hilang akal meladeni Singapura yang berubah lebih dari sertus derajat.

Namun, meladeni Timor Leste sangat berbeda latar belakang, kebebalan pemain bisa jadi karena beban yang berat. Harus menang. Menang dengan banyak gol. Dan bermain dihadapan ribuan suporter sendiri.

Jadi yang ada, bukan dapat memanage beban dengan personaliti dan intelegensi menjadi lebih baik, justru sebaliknya, beban di pundak malah benar-benar menjadi beban utuh pemain. Akibatnya, pemain yang cerdas intelegensipun terpengaruh menjadi turut serta bermain bebal pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun