Ekspetasi publik sepakbola nasional tehadap timnas U-23 untuk meraih prestasi sangat tinggi. Terlebih, para penggawa muda ini akan berlaga di kampung sendiri sebagai tuan rumah Asean Games 2018.
Namun, hingga kini, pasukan Luis Milla masih belum dapat menunjukkan kelasnya sebagai tim yang dapat diandalkan.
Pasalnya dari seluruh rangkaian uji coba yang telah dilakukan, Milla tetap belum dapat memberikan bukti bahwa kerangka tim utama untuk Asean Games masih jauh dari harapan.
Barangkali, Milla jadi pusing sendiri tatkala tetap keras kepala dengan pemain pilihannya khususnya untuk yang masih berusia U-23 dan bongkar pasangnya pemain senior sebagai pendukung. Â Lalu setiap kali memasang 11 pemain utama pun tetap tidak sesuai harapan publik.
Mandulnya tim Milla ini tak lepas dari pemain-pemain sayap yamg miskin intelegensi dan personaliti hingga selalu egois mementingkan diri sendiri. Tak pernah dapat diandalkan sebagai pelayan para striker. Sehingga siapapun striker yang dipasang akan tetap mati kutu.
Tim ini menjadi lengkap mandulnya tatkala gelandang kreatif yang dimiliki Indonesia baik yang dari U-22 dan senior, tetap tidak menjadi pilihan utama setiap awal laga.
Semua publik tahu, bila sejak awal persiapan, Evan Dimas diduetkan dengan Stafano Lilipaly, maka lini tengah Indonesia akan sangat berbahaya.
Febri dan Osvaldo yang lebih sering egoispun entah mengapa justru sering menghun line up.
Sementara sosok yang sangat rentan bermain sepakbola ala kampung karena tidak memiliki personaliti yang baik macam Sang Kapten Hansamu, Hargianto, dan Rezaldi, tetap sulit sembuh dari kebiasaan buruknya.
Meladeni Korsel?
Laga uji coba terkhir pada 23 Juni, sebelum batas pendaftaran pemain ke panitia Asean Games, hingga kini baru diketahui, Milla memanggil Stefano Lilipaly. Siapakah pemain senior lainnya?