Laga pamungkas penggawa Garuda U-23 Anniversary Cup 2018 Â akan menjadi pembuktian khususnya bagi Milla dan pada umumnya bagi semua skuat yang sekarang ada dalam tim.
Bila Anniversary  Cup bukan turnamen dalam rangka peesiapan tomnas untuk Asian Games, sejatinya pencapaian timnas U-23 dalam dua laga sudah luar biasa.
Pasalanya, dua negara top Asia yang ranking FIFA nya jauh di atas Indonesia berhasil dibuat pontang-panting oleh Evan Dimas dan kawan-kawan.
Kendati Bahrain berhasil menang, namun secara keseluruhan, permainan  timnas ada di ataa Bahrain.Â
Sementara, Korea Utara yang sangat percaya diri dapat mengatasi Indonesia, nyatanya hanya gigit jari ditahan imbang timnas U-23.
Terlepas dari persoalan timnas yang masih mandul, dan Milla yang masih belum memiliki kepastian tim, serta menurunnya kepercayaan publik terhadap Milla dan pasukannya. Sebenarnya timnas Indonesia kini sudah selevel dengan mereka karena hanya kalah 1 dan imbang dalam 2 laga.
Sayang laga pertama hanya ditonton langsung oleh tiga ribu penonton, sementara laga kedua lima ribu suporter. Berapakah superter di Pakansari malam nanti? Â
Sore nanti, menghadapi Juara Piala Asia U-23 tahun 2018, akan menjadi tolok ukur, sejauh mana kesiapan U-23 kita dalam persiapan Asian Games.
Memang U-23 sudah tidak mungkin juara, namun melihat peta bahwa Bahrain yang kalah permainan dari Indonesia, ternyata berhasil imbang dengan Uzbekistan.
Korea Utara yang  imbang dengan timnas pun hanya imbang dengan Uzbekistan. Secara matematis, maka bila tidak ada kesalahan mendasar dari strategi Milla dan pemain yang dipercaya turunpun bermain dengan pikiran cerdas yang berbuntut bersikap baik, maka bukan tidak mungkin Uzbekistan akan terjungkal.
Siapapun pemain sayap yang diturunkan tidak egois dan harus menjadi servis bagi pemain lain untuk mencetak gol. Maka kemenangan akan dalam genggaman.Â