Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sikap INASGOC Memerlakukan Penonton di Asian Games 2018

21 Februari 2018   14:02 Diperbarui: 22 Februari 2018   16:15 2239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana sikap Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) menghadapi Asian Games 2018 setelah tiga peristiwa menimpa Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dan lingkungan seputar Gelora Bung Karno (GBK) sebagai tempat penyelenggaraan Asian Games mendatang?

Setelah peristiwa suporter sepak bola nasional bersikap tidak etis memerlakukan tempat duduk penonton SUGBK Senayan Jakarta saat menyaksikan pertandingan tim nasional Indonesia menghadapi Islandia, lalu peristiwa yang sama diulang kembali ketika juara Liga 1 Indonesia, Bhayangkara FC melakukan pertandingan persahabatan melawan FC Tokyo, Jepang. Dua peristiwa tersebut lantas menjadi perbincangan publik pecinta sepak bola nasional bahkan viral di media sosial. Dan beberapa hari yang lalu, sikap bengal dan anarkis kembali dipertunjukkan oleh para suporter saat perhelatan final Piala Presiden, Sabtu, (17/02/2018).

Sejatinya, setelah dua kali suporter memerlakukan tempat duduk SUGBK (singel seat) dengan tidak santun dan tidak etis, Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) telah berusaha dengan begitu cermat dan sigap dalam menyiapkan diri serta mensosialisasikan agar SUGBK dan sekitar GBK harus dijaga saat perhelatan final Piala Presiden. 

Faktanya, sikap tidak santun dan tidak etis penonton terhadap tempat duduk penonton berkurang sangat signifikan. Namun sayang, perusakan yang disengaja oleh suporter terhadap beberapa fasilitas SUGBK terjadi lagi. Kali ini beberapa fasilitas yang rusak tidak hanya kursi saja, tapi bergeser ke pagar pembatas, pintu  stadion, dan taman di di lingkungan SUGBK.

Suporter anarkis

Sebenarnya bila diidentifikasi, dapat diketahui siapa suporter yang dengan sengaja berbuat anarkis? Sepanjang pengamatan saya berada di dalam SUGBK, seluruh suporter yang hampir seratus persen memenuhi tribun penonton adalah murni suporter Persija Jakarta, yaitu Jakmania. Seluruh tribun penonton SUGBK setelah direnovasi dengan biaya miliaran rupiah, kini berkapasitas 76.127 tempat duduk singel seat, berkurang 13.873 dari semula 90.000, benar-benar penuh oleh Jakmania dengan jersey orange-nya. 

Sepanjang laga hingga wasit membunyikan peluit panjang, seluruh suporter bersikap tertib dan menonton dengan santun. Namun, di saat yang bersamaan ribuan suporter Jakmania yang tidak memiliki tiket, dengan segala daya upaya tetap berusaha merangsak masuk ke dalam SUGBK. Hasilnya, ada pintu stadion yang berhasil dijebol dan ratusan suporter tanpa tiket menyerbu masuk ke dalam stadion.

Bila dicermati, dari ratusan suporter yang akhirnya berbuat anarkis, menjebol pintu stadion, ternyata terdiri dari dua golongan suporter, pertama suporter yang memiliki uang, namun saat mau membeli tiket, tiket sudah sold out. Kedua, suporter modal nekat, yaitu hadir ke SUGBK tanpa memiliki uang untuk membeli tiket, dan memang terkesan sudah merencanakan untuk masuk ke dalam SUGBK dengan cara apapun dan semuanya adalah suporter yang mendukung Persija, yaitu Jakmania. 

Saat suporter yang menjebol pintu mencoba masuk ke dalam SUGBK, dan terlihat lari kocar-kacir dikejar petugas keamanan, spontan seluruh suporter yang telah ada di dalam stadion meneriaki suporter yang anarkis dengan kata-kata "kampungan". Apa arti teriakan "kampungan" ini? Ternyata tidak semua suporter Jakmania adalah suporter yang terkoordinir dengan baik dan mau mengikuti etika dan aturan Jakmania yang resmi, karena Jakmania yang resmi sangat santun di dalam SUGBK dengan tidak henti beratraksi indah, menyanyi dan menari dengan berbagai koreografi, sangat menghibur.

Kapasitas SUGBK kini terbatas

Kejadian anarkis oleh suporter Jakmania yang tidak patuh memang telah mencederai sportivitas dan nama baik Jakmania. Namun, lebih dari itu, publik sepak bola nasional kini mengetahui bahwa, kapasitas SUGBK tidak lagi dapat menampung seluruh jumlah suporter Jakmania bila Persija bertanding di SUGBK, termasuk dalam kompetisi Liga 1 PSSI mendatang. Ini artinya juga sama dengan SUGBK kini mustahil dapat menampung seluruh suporter Indonesia yang jumlahnya ratusan juta, bila timnas berlaga di SUGBK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun