Sekarang ini kalau masuk kelas, saya tidak  langsung memulai pembelajaran. Saya lebih dulu mengkonfirmasi murid-murid di kelas. Sudah bisa dimulai atau belum. Padahal, sebelumnya saya dan guru-guru lain sering langsung memberikan pembelajaran. Ah, tidak lain hal ini karena implementasi kurikulum merdeka yang diterapkan di sekolah kami. Sebelum pembelajaran dimulai guru melakukan asesmen termasuk asesmen diagnostik.
Sebagai guru Matematika, saya perlu mengecek kemampuan perkalian murid-murid sebelum masuk materi eksponensial dan logaritma. Agar saya tahu sampai di mana kemampuan dasar murid-murid. Guru perlu melakukan asesmen diagnostik kognitif untuk mengetahui tingkat kemampuan dasar murid sebelum menerima materi pembelajaran baru. Tujuannya agar bisa menyesuaikan tingkat pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid.
Setelah itu, agar murid semangat memulai pembelajaran saya menyiapkan game. Ada game mencari kata. Terdapat beberapa kotak berisi huruf-huruf yang membentuk kata. Murid diminta menemukan susunan huruf itu yang menggambarka perasaan mereka saat itu bahagia,sedih, lapar, dan lainnya.
Bulan Mei 2022 kepala sekolah mendaftarkan sekolah kami (SMA Terpadu Al Qudwah, Banten) sebagai sekolah penggerak dan akan mengimplementasikan kurikulum merdeka.Â
Guru-guru harus tahu dulu tentang kurikulum merdeka sebelum meresponnya. Tak kenal maka tak sayang. Sebelum kenal kurikulum merdeka jangan dulu jengkel atau marah-marah. Ternyata kurikulum merdeka sungguh meringankan guru. Kurikulum merdeka membuat guru bahagia. Semarak Merdeka Belajar semakin terasa di sekolah.
Guru tidak harus mengejar target kurikulum. Mengurangi 30 hingga 40 persen muatan pembelajaran. Guru boleh mundur mengejar ketertinggalan kemampuan murid. Guru fokus pada materi esensial dan kontekstual.
"Jika ada murid kelas X SMA masih bingung tentang kalibataku (kali, bagi, tambah, kurang), maka boleh guru mengajarkannya lagi," tegas kepala sekolah kami.
Kepala sekolah pula yang memilih 4 orang guru sebagai komite pembelajaran (KP) untuk menyukseskan implementasi kurikulum merdeka. Ada guru Kimia, Fisika, Matematika, dan Bimbingan Konseling (BK). Â Komite Pembelajaran ini fokus mengikuti pelatihan selama dua bulan. Berbagai wawasan yang didapat tidak diendapkan melainkan dibagi kepada guru-guru lain yang tergabung dalam komunitas belajar.
"Jadi, guru-guru kembali belajar. Dan memang terus belajar. Bukan sok menggurui guru lain, tetapi berbagi inspirasi dan berkolaborasi."
Lewat Komunitas Belajar itulah guru semakin bertambah wawasannya. Kami banyak belajar aplikasi yang menunjang pembelajaran seperti Quizziz, Kahoot, QuizWhizzer, wordwall, dan lainnya.