Ulah supir angkot dan bajaj yang bikin geram. Di Matraman, Jakarta, banyak oknum supir yang kencing sembarangan. Dengan berhenti di pinggir jalan, lalu kencing di dekat kendaraannya. Katanya bukan sekali dua kali. Tapi sudah jadi kebiasaan.
Kita tidak habis pikir. Apa dia tidak mengajarkan ke anaknya supaya kencing pada tempatnya? Supaya anaknya jangan kencing sembarangan? Biasanya orang tua mengajarkan begitu. Kalau iya, kenapa dia sendiri melanggarnya?
Masalah sosialnya, kencing sembarangan merusak lingkungan, merusak pemandangan menimbulkan bau tidak sedap, dan tentu saja tidak sopan.
Bukan itu saja. Masalah syariatnya, kencing sembarangan bikin salat tidak sah karena ada percikan najis di celana. Kalau tidak ganti dan bersihkan diri, sakat tidak sah karena ada najis yang menempel.
Tidak habis pikir. Di Jakarta yang merupakan kota metropolitan dan modern, perilakunya masih primitif.
Beruntung ada pak polisi yang kemudian jaga di lokasi dan menegurnya serta menghukum dengan di suruh nyanyi. Kedepan perlu hukuman yang bisa mengembalikan kerugian dari perilakunya misal suruh mengepel, menyiram atau sejenisnya. Dengan catatan kendaraannya ditahan biar nggak lari.