Mohon tunggu...
Sunardiansyah
Sunardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Mataram

Ingin Menjadi Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Sarapan Favorit Orang Indonesia, Kamu Tim Bubur diaduk atau Tidak?

21 Maret 2025   01:19 Diperbarui: 21 Maret 2025   01:19 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bubur Ayam, Sumber: Pinterest

Bubur ayam bukan sekadar makanan, tapi juga budaya. Setiap pagi, kita sering melihat warung bubur dipenuhi orang yang menikmati sarapan hangat ini. Tapi ada satu pertanyaan yang selalu bikin heboh: Kamu tim bubur diaduk atau tidak?

Debat ini sudah berlangsung lama, bahkan sampai ke media sosial. Ada yang suka bubur diaduk hingga menyatu, ada juga yang lebih memilih menikmati setiap lapisan toppingnya satu per satu. Nah, di artikel ini, kita akan membahas sejarah bubur ayam, perbedaan cara penyajian, dan argumen dari masing-masing tim. Siap? Mari kita bahas lebih dalam!

1. Sejarah Bubur Ayam di Indonesia

Bubur ayam adalah salah satu warisan kuliner yang sudah ada sejak lama. Asal-usulnya bisa ditelusuri hingga ke pengaruh kuliner Tiongkok yang diperkenalkan oleh para pedagang di zaman dahulu. Bubur awalnya adalah makanan yang dibuat dari beras yang dimasak dengan banyak air hingga menjadi tekstur lembut.

Seiring waktu, bubur ayam diadaptasi oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai tambahan seperti suwiran ayam, cakwe, daun bawang, kacang kedelai, dan tentu saja kuah kuning yang gurih. Kini, setiap daerah di Indonesia punya versi buburnya sendiri, dari Bubur Ayam Sukabumi yang kaya topping hingga Bubur Manado yang dicampur dengan sayuran dan ikan asin.

2. Tim Bubur Diaduk: Kenikmatan dalam Keseragaman

Bagi sebagian orang, bubur ayam yang diaduk adalah cara terbaik untuk menikmatinya. Mengapa? Karena semua rasa bercampur menjadi satu harmoni yang sempurna.

Kelebihan bubur diaduk:

  • Rasa lebih merata -- Setiap suapan memiliki kombinasi rasa yang sama, dari bubur, ayam, cakwe, hingga kuah kuningnya.
  • Tekstur lebih lembut -- Bubur yang sudah diaduk menjadi lebih creamy dan mudah disantap.
  • Lebih praktis -- Tidak perlu repot memilih topping mana yang ingin dimakan lebih dulu, tinggal langsung hap!

Namun, ada juga yang menganggap bahwa mengaduk bubur justru merusak esensi menikmati tiap lapisan rasa. Bagi mereka, mencampurkan semua bahan membuat tekstur bubur menjadi terlalu lembek dan kurang menarik.

3. Tim Bubur Tidak Diaduk: Kenikmatan dalam Lapisan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun