Mohon tunggu...
Sunardiansyah
Sunardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Mataram

Ingin Menjadi Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Menyambut Ramadhan dengan Tradisi Megengan Kearifan Lokal Jawa Timur

27 Februari 2025   13:17 Diperbarui: 27 Februari 2025   11:26 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidangan dalam Tradisi Megengan di Jawa Timur. Sumber foto (www.aisyahdian.com)

Indonesia, dengan kekayaan budayanya, memiliki berbagai tradisi unik dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Di Jawa Timur, salah satu tradisi yang masih lestari adalah Megengan. Tradisi ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap datangnya Ramadhan, tetapi juga sebagai manifestasi kearifan lokal yang sarat makna.

Asal Usul dan Makna Megengan

Kata "Megengan" berasal dari bahasa Jawa "megeng" yang berarti menahan. Ini selaras dengan esensi puasa dalam Islam, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa. Tradisi Megengan menjadi pengingat bagi masyarakat untuk mempersiapkan diri secara fisik dan spiritual sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Ritual dan Pelaksanaan Megengan

Pelaksanaan Megengan biasanya dilakukan sehari sebelum Ramadhan. Masyarakat berkumpul di masjid, mushola, atau rumah salah satu warga untuk mengadakan doa bersama atau kenduri. Setiap keluarga membawa hidangan berupa nasi, lauk-pauk, dan kue tradisional seperti apem. Hidangan ini kemudian didoakan bersama sebelum dibagikan kepada yang hadir atau tetangga sekitar.

Filosofi Kue Apem dalam Megengan

Kue apem memiliki peran penting dalam tradisi Megengan. Nama "apem" diyakini berasal dari kata Arab "afwan" yang berarti maaf. Menyajikan kue apem melambangkan permohonan maaf dan pembersihan diri sebelum memasuki bulan suci. Selain itu, bentuk bulat kue apem melambangkan kesempurnaan dan keikhlasan dalam menjalani ibadah.

Nilai-Nilai Sosial dalam Tradisi Megengan

Megengan bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga mengandung nilai-nilai sosial yang tinggi. Tradisi ini mempererat tali silaturahmi antarwarga, menumbuhkan rasa kebersamaan, dan semangat gotong royong. Melalui Megengan, masyarakat diajak untuk saling berbagi dan peduli terhadap sesama, menciptakan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.

Pelestarian Tradisi Megengan di Era Modern

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun