Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Suvenir Rp20 Miliar, Membedah Angka Mubazir Demi Validasi Sejak Era Konvensional

27 September 2025   13:56 Diperbarui: 27 September 2025   14:01 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Leony Vitria. Sumber foto: (KOMPAS.com/Ady Prawira Riandi)

Bukan pindah karir, tetapi jelang usia 38 tahun, Leony Vitria, yang sejak lama dikenal sebagai artis (penyanyi) cilik berani ambil risiko dengan menggebrak ruang publik digital melalui dua (2) cerita berbeda, yang keduanya berujung pada penyentilan kebijakan pemerintah. 

Cerita pertama saat Leony curhat tentang besarnya pajak yang harus dibayarkan pada waktu balik nama rumah warisan dari mendiang ayahnya sampai ruang publik digital diramaikan dengan istilah 'pajak warisan'.

Kedua ketika Leony memposting bagian tangkapan layar laporan keuangan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, yang isinya membuat reaksi warganet di berbagai platform digital dan platform media sosial meledak.

Baca juga: Membedah

Informasi yang paling disoroti antara lain terkait anggaran Rp731 juta untuk pemeliharaan fasilitas umum, konsumsi rapat Rp60 miliar, suvenir Rp20 miliar (Rp20.48 miliar) dan perjalanan dinas Rp117 miliar. 

Meskipun Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie telah menjawab kritik artis Leony Vitria soal anggaran tersebut. Bahwa biaya konsumsi rapat sebesar itu bukan hanya untuk rapat internal Pemkot, tetapi juga tersebar di seluruh perangkat daerah, sekolah negeri, puskesmas, hingga rumah sakit.  

Kemudian soal belanja suvenir senilar Rp20 miliar, Benyamin menjelaskan anggaran itu sejatinya Rp23 miliar dan dipakai untuk kegiatan pelatihan serta penghargaan, bukan sekadar cendera mata.

Sementara anggaran perjalanan dinas Rp117 miliar, menurutnya, mencakup transportasi ribuan peserta pelatihan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat. "Kalau diprosentase, hanya 2,4 persen dari total belanja. Dan ini bukan hanya untuk wali kota atau pejabat, tapi juga transport masyarakat peserta kegiatan," ujar Benyamin.

Dengan penjelasan tersebut tentu saja sebagian besar kita masih terheran-heran atas perbandingan yang cukup kontras antara biaya pemeliharaan jalan dan jaringan irigasi (fasum) dengan biaya konsumsi rapat, perjalanan dinas dan suvenir. 

Bukankah jalan dan irigasi (fasum) yang membutuhkan pemeliharaan juga harus mengacu pada sebaran Kota Tangerang Selatan, yang terdiri dari tujuh (7) kecamatan dan 54 kelurahan dan luas wilayah 147,19 km. 

Ternyata ini pun sepertinya telah dijawab, bahwa anggaran pemeliharaan fasum yang sebesar Rp731 juta hanya untuk anggaran perbaikan satu jaringan listrik di PemKot saja (satu kegiatan), dan telah dilaksanakan. Sementara anggaran keseluruhan pemeliharaan fasum sebenarnya adalah sebesar Rp500 miliar lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun