Mohon tunggu...
Sumardinsyah
Sumardinsyah Mohon Tunggu... Penulis - Pencari Inspirasi

Penulis lepas pada media online lokal

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bank Sampah The Gade Temba Nggela, Solusi Pengelolaan Sampah Warga Kota Dompu, NTB

17 Maret 2021   15:06 Diperbarui: 17 Maret 2021   15:09 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas di sekretariat Bank Sampah Temba Nggela (sumber : Diaul Anhar)

Kepedulian terhadap lingkungan tidak harus dengan menanam pohon. Kebersihan rumah juga menjadi parameter untuk menjaga suatu lingkungan tetap bersih dan asri. Bayangkan bila kita tinggal dirumah atau lingkungan yang banyak sampahnya, pasti terasa tidak nyaman. Jangankan sampah dari yang dibuang sembarangan, rontokan daun dari pohon pun jika tidak dibersihkan terasa berada di hutan. Bila sudah dibersihkan, tentu saja sampah yang sudah terkumpul pasti akan segera dibakar. Tapi yang menjadi persoalan bila pemilik sampah menyimpan dan menunggu truk pengangkut yang akan mengambil.

Di Kota Dompu, NTB hadir sebuah lembaga swasta sebagai solusi pengelolaan sampah. Bank Sampah itulah namanya. Mendengar kata itu pasti terbayang seperti bank tempat transaksi uang. Tapi yang ada yaitu sebuah tempat dimana jenis sampah dipisah dan dipilah.

Dibentuk pada bulan November 2019 digagas bersama dengan generasi muda Kelurahan Dorotangga, Dompu NTB. Latar belakang hadirnya Bank sampah berawal dari gagasan generasi muda kelurahan tersebut untuk menghadirkan lingkungan yang bersih dan indah serta keresahan akan minimnya kesadaran masyarakat dalam membuang dan mengelolah sampah. Bapak Diaul Anhar S.Pd diangkat sebagai Direktur Bank Sampah. Beliau adalah pengajar di salah satu sekolah negeri di kabupaten Dompu. Di sela-sela kesibukan sebagai pengajar, ternyata beliau sangat peduli terhadap pengelolaan sampah.
Hadirnya bank sampah sangat disambut positif oleh masyarakat, yang dulunya masyarakat menganggap kertas, kaleng, kardus, botol kaca maupun plastik adalah sampah yang tidak bernilai. Dengan adanya bank sampah semua jenis sampah itu bisa bernilai uang. Dan juga kesadaran masyarakat akan hidup bersih sudah mulai nampak dengan hadirnya Bank Sampah. Mereka pun secara tidak langsung berusaha ikut mensukseskan program Zero Waste dari Pemprov NTB.

Bapak Diaul Anhar bersama tim Bank Sampah (sumber : Diaul Anhar)
Bapak Diaul Anhar bersama tim Bank Sampah (sumber : Diaul Anhar)

Pada tahun 2020 Bank Sampah mendapatkan bantuan mesin pencacah plastik kresek dari Dinas Pekerjaan Umum Pemukiman Rakyat (PUPR) Provinsi NTB. Alat tersebut diperuntukan untuk bahan campuran pembuatan aspal. Namun pihak Bank Sampah belum memanfaatkan secara maksimal alat tersebut karena sampah plastik kresek yang telah dicacah tidak tahu proses selanjutnya seperti apa. Menurut mereka pihak PUPR Provinsi memberikan bantuan tanpa informasi dan arahan yang jelas mengenai mesin tersebut.

Bank Sampah dalam sistem pengumpulannya memakai istilah jemput bola. "Kami mendatangi rumah warga untuk dibeli. Sampah yang sudah dikumpulkan dan dibeli dari warga, akan dipilah dengan jadwal hari Sabtu Minggu" terang pak Diaul Anhar. Sampah yang paling banyak terkumpul berupa wadah air mineral baik botol maupun gelas. Harga untuk pembelian sampah bervariasi berdasarkan jenis barang dan beratnya.

Ketika ditanya pendapat mengenai pengelolaan sampah kota, Pak Diaul Anhar berharap sampah rumah tangga yang tiap hari selalu ada, perlu solusi dari Pemerintah daerah. Menurutnya jenis sampah yang berasal dari rumah tangga berupa organik perlu ada penanganan khusus.


Selain membeli sampah Bank Sampah juga melakukan kegiatan pelatihan mengenai sampah untuk warga sekitar. Sampai hari ini bank sampah belum generasi muda diluar Dorotangga. Dukungan masyarakat terhadap hadirnya Bank Sampah terbukti dengan banyaknya masyarakat diluar kelurahan Dorotangga yang menjual sampah di Bank Sampah. Sayangnya sampai hari ini pemerintah daerah kabupaten Dompu tidak begitu merespon dengan hadirnya bank sampah, dalam artian bahwa pemerintah daerah belum melirik dengan hadirnya Bank Sampah sebagai solusi pengelolaan sampah.

Regulasi pemerintah yang tertuang di UU No 18 tahun 2008 bertujuan pengelolaan sampah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan membuat lingkungan berkualitas serta menjadi sumber daya. Tentunya inovasi-inovasi masih dibutuhkan untuk pengelolaan sampah agar tidak sekedar hanya untuk dijual belikan. Dukungan dari Pemda Dompu sangat diharapkan mengingat sumber daya manusia yang mempunyai kepedulian dan pengetahuan terhadap sampah sudah banyak. Pelajar, mahasiswa maupun pihak yang mendapat tugas belajar diluar Dompu sudah pasti mendapat pengetahuan tentang pengelolaan sampah di berbagai kota.

"Kalau perlu buat gebrakan jadikan sampah kota Dompu dikonversi listrik seperti PLTSa Bekasi" harap pak Diaul Anhar. Harapan pak Diaul Anhar dan teman-teman di Bank Sampah, bukanlah sebuah pepesan kosong, karena volume penerimaan sampah tiap harinya bertambah. Meskipun ada beberapa pengepul sampah di kota ini, tapi Bank Sampah membuat suatu yang berbeda. Selain membuka lapangan kerja tapi mereka berkomitmen tetap memberi edukasi mengenai sampah agar lingkungan tetap sehat dan nyaman untuk ditinggali.

Mari menjaga kebersihan yang di muliadari siri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar. Karena sehat itu sebagian dari iman.

Men Sana in Corpore sano !!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun