Kita patut apresiasi respon cepat Presiden Jokowi, menolak arogansi Donald Trump menjadikan Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Donald Trump adalah symbol kekuasaan otoritarian abad ini. Alih - alih menciptakan perdamaian dunia, Donald Trump justru menciptakan peta konflik baru.
Menjadikan Jerusalem sebagai ibu kota Israel adalah langkah ceroboh, dan memantik eskalasi di kawasan dan dunia Internasioanal.
Indonesia harus mengambil bagian dalam upaya meredam konflik yang diprakarsai Trump. Langkah ini sejalan dengan konstitusi kita, bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapuskan.
Indonesian juga harus mampu menggalang dukungan dunia Internasioanal, untuk menghentikan langkah rasis Trump.
Saatnya Indonesia berperan aktif dalam percaturan politok global. Jika dahulu Soekarno mampu mengumpulkan negara - negara yang di jajah dalam Konfrensi Asia Afrika, Jokowi juga mestinya bisa.
Kita hentikan provokasi Trump. Ini otoritarian atas nama Negara, merampok tanah kedaulatan Palestina.
Ini tidak hanya melanggar banyak resolusi PBB atas konflik Israel - Palestina, tapi ini juga soal Hak Asasi Manusia.
Kita juga menanti respon dunia Internasional, untuk mengutuk kebiadaban Trump menjadikan Jerusalem sebagai ibu kota Israel.