Mohon tunggu...
Sulton Jamil
Sulton Jamil Mohon Tunggu... Freelancer - Pengguna Baru

Seorang mahasiswa yang mencoba untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pandemic Menghasilkan Budaya Baru dalam Pernikahan

10 April 2022   11:28 Diperbarui: 10 April 2022   11:41 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernikahan adalah salah satu hal yang didambakan oleh manusia. Mengikat janji bersama orang terkasih melalui upacara sakral guna meresmikan ikatan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Pernikahan pada umumnya dilaksanakan dengan mengundang sanak saudara, teman, kerabat dari orang tua, bahkan karena terlalu banyak sampai sampai banyak yang tidak dikenali.

Dengan adanya pandemic dua tahun terakhir, sedikit banyak pastinya merubah kegiatan pernikahan. Karena adanya peraturan untuk tidak berkumpul, hampir sebagian besar acara pernikahan yang dilaksanakan pada masa pandemic terpaksa menurangi jumlah undangan. 

Yang awalnya bisa sampai 500 undangan bahkan sampai 1000 undangan, kebijakan venue pada masa pandemic hanya memperbolehkan maksimal 200 undangan dan membagi tamu kedalam beberapa sesi guna mengurangi kerumunan. Adanya peraturan tersebut beberapa pasangan terpaksa mengundur jadwal pernikahannya.

Namun jika dilihat dari sisi lain, pernikahan dengan tamu undangan yang sedikit akan lebih terasa intim. Undangan terbatas pada keluarga dan orang-orang yang dikenal dekat.

Pada satu kesempatan, kami berhasil mewawancarai Danang, salah satu Wedding Organizer yang terikat dengan salah satu  venue di daerah Jakarta Timur.

"Konsep pernikahan yang baru ini jadi sebuah tren, trennya meningkat karena adanya pandemi. Lebih intim karena hanya orang-orang yang dirasa dekat saja yang diundang. Selain itu konsepnya lebih simple karena acara pernikahannya menjadi seperti gathering keluarga. Dengan acara yang tidak terlalu formal, pastinya terasa lebih santai namun tidak melupakan hal-hal sakral dalam pernikahan."

Selain dari konsep yang lebih simple, Jika dibandingkan dengan pernikahan sebelum adanya pandemic tentunya sekarang lebih bisa mengehemat bugdget.

"Dalam acara perayaan pernikahan bisa dikatakan catering paling banyak memakan biaya. Lebih dari 50% budget akan dialokasikan ke catering. Dengan jumlah undangan yang tidak terlalu banyak, pastinya jumlah makanan yang dipesan tidak akan memakan biaya yang besar. Budget yang tersisa bisa dialokasikan ke bulan madu pengantin atau kebutuhan lain nantinya" Tutur Danang.

"Hal ini menjadi kebiasaan baru dalam acara pernikahan. Dengan situasi sekarang yang sudah memperbolehkan pernikahan dalam jumlah besar, tetapi banyak pengantin yang tetap ingin melaksanakan pernikahan intimate dengan orang-orang terdekat saja." Lanjut Danang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun