Mohon tunggu...
Sulthonul Arifin
Sulthonul Arifin Mohon Tunggu... Guru - Abu Ahnaf Ainun

Berusaha mengikuti jejak para ulama dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak, Antara Ujian dan Anugerah

4 April 2020   01:07 Diperbarui: 4 April 2020   01:51 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memulai tulisan ini, saya kutip ayat Al Quran di surat Ali Imran ayat 186 yang artinya: "Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." [Ali Imran:186]

Di dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa, "Firman Allh (yang artinya), "Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu" seperti firman-Nya (yang artinya): Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'n'. Seorang Mukmin pasti akan diuji pada harta, jiwa, anak dan keluarganya."

Kemudian di ayat yang lain, di surat Al Ankabut ayat 2-3, Allah berfirman yang artinya: "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." [Al Ankabut 2-3]

Dua kutipan ayat diatas memberikan penjelasan kepada kita bahwasanya selama kita hidup pasti ada yang namanya ujian dan cobaan yang menimpa kita, terutama bagi orang beriman. Setiap manusia mempunyai ujian yang sama, meskipun jenis dan levelnya bisa saja berbeda-beda. Ujian bukan hanya berupa keburukan, kesusahan, kesedihan atau ketidaknyamanan. Bentuk kesenangan, kelapangan, dan kebahagiaan juga merupakan ujian dari Allah. Sebagaimana firmanNya di surat Al Anbiya' ayat 35 yang artinya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." [Al Anbiya': 35]

Seringkali kita melihat atau merasakan sendiri. Ketika kita ditimpa dengan musibah dan kesusahan, mungkin kita masih sanggup bersabar. Namun, ketika diberi kenikmatan, kesenangan, seringkali hal itu menjadikan kita lalai dari mengingat Allah. Kita belum bisa lulus dari ujian kesenangan. Bermacam-macam bentuk ujian yang dialami manusia, termasuk salah satu bentuk ujian dari Allah adalah anak kita sendiri.

Di dalam Al Quran, Allah berfirman bahwa harta dan anak-anak merupakan perhiasan dalam kehidupan di dunia. Sehingga kita harus berhati-hati dalam memperlakukannya agar tidak melalaikan kita dari beribadah kepada Allah dan tetap berusaha mematuhi perintah Allah dan RasulNya. Tetap beramal sholih dan istiqomah melaksanakan ibadah kepada Allah. Firman Allah di surat Al Kahfi ayat 46 yang artinya: "Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan." [Al-Kahfi: 46]

Di ayat lain juga disebutkan hal yang sama, tepatnya di surat Ali Imran ayat 14 yang artinya: "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." [Ali Imran: 14]

Perlu kita pahami bersama bahwa anak adalah titipan Allah, anugerah yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta kepada kita para orang tua. Anak adalah amanah dari Allah yang nanti di kemudian hari, kita akan dimintai pertanggungjawaban. Jangan sampai kecintaan yang berlebihan membuat orang tua lalai dan mengabaikan hal-hal yang merugikan anak. Pendidikan kepada anak harus tepat. Selain berorientasi pada kebahagiaan dunia, orang tua juga harus lebih memikirkan masa depan dan keselamatan anaknya ketika di akhirat.

Kita sebagai orang tua harus senantiasa berikhtiar dan berdoa kepada Allah agar anak bisa menjadi penyejuk jiwa, penenang hati orang tua, menjadi investasi orang tua di dunia dan akhirat. Orang tua dituntut untuk senantiasa menjaga diri dan keluarga dengan sebaik-baiknya. Membekali mereka dengan pendidikan yang baik agar bisa beribadah dengan baik dan memiliki akhlak mulia. Hal ini adalah perkara yang wajib bagi setiap orang tua. Sebagaimana  firmanNya di surat At Tahrim ayat 6 yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." [At Tahrim:6].

Semoga kita terhindar dari hal yang sebaliknya, yaitu anak yang menjadi "musuh" bagi orang tuanya. Sebagaimana dijelaskan di surat At Taghabun ayat 14 yang artinya: "Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [At Taghabun: 14]

Sebagian mufasir menjelaskan, maksud sebagai "musuh" di sini adalah menjadi orang yang menghalangi orang tua untuk beribadah kepada Allah, merintangi jalan ketaatan kepadaNya. Maka berhati-hatilah para orang tua agar tidak dijerumuskan oleh anaknya sendiri, sehingga kita menjadi orang yang merugi. Senada dengan firman Allah di dalam surat Al Munafiqun ayat 9, "Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi." [QS. Al-Munafiqun: 9].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun