Yogyakarta memiliki beragam wisata yang cantik nan indah, salah satunya yaitu Bukit Turgo Merapi, Kawasan wisata alam ini terletak di lereng Selatan Gunung Merapi, tepatnya di Dusun turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan ini merupakan salah satu destinasi wisata alam yang menyuguhkan keindahan alam juga spiritual yang kental. Dipuncaknya terdapat makan Syekh Jumadil Kubro, yaitu tokoh penyebar agama islam yang diyakini memiliki hubungan dengan Wali Songo. Banyak peziarah yang datang untuk berdoa dan berziarah ke makam tersebut.
Pada tanggal 10 mei 2025, Kelas A Prodi Ilmu Komunikasi mengadakan kunjungan ke Bukit Turgo Merapi dengan di bimbing dosen prof, Mahfud yang merupakan kaprodi Ilmu Komunikasi. Sabtu pagi semua anggota kelas berkumpul di depan Fakultas Ilmu sosial dan humaniora pada jam 07.30 pagi. Layak nya seperti pada umumnya, banyak sekali yang terlambat datang dengan berbagai alasan. Pada akhirnya semua datang pada jam 08.00 disusul dengan pak Mahfud untuk briefing dan berdoa terlebih dahulu sebelum berangkat.
Setelah semuanya selesai, kami semua pun memulai perjalanan menuju arah Ring Road utara. Kondisi jalan lumayan ramai pada saat itu sehingga melaju dengan kecepatan rendah. Semua tertib baris kebelakang dan tidak salip-menyalip dengan didepan di pimping oleh prof Mahfud. Sesekali semua berhenti untuk menunggu jika ada yang tertinggal karena kena lampu merah. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 jam hingga akhirnya sampai ke tempat tujuan.
Sesampainya disana motor di parkirkan dengan rapi. Prof Mahfud mememberi waktu 20 menit untuk bersantai terlebih dahulu jika ada yang belum makan, bisa makan dahulu karena terdapat satu warung yang menjual makanan-makanan, dari mulai camilan hingga makanan berat. Untuk tarif parkir dikenakan sebesar Rp.2000. 20menit berlalu, kami pun mulai bergegegas memulai perjalanan menuju puncak Bukit Turgo Merapi.
Awal jalur melalui aspal yang masih landai, kemudian dilanjutkan dengan anak tangga namun juga masih cukup landai hingga akhirnya sampai di pos pertama. Di pos ini terdapat beberapa orang yang menjaga untuk pembayaran masuk wilayah ini. Untuk tarifnya sendiri seikhlasnya, hanya disediakan kotak untuk dimasukkan uang seikhlasnya tanpa minimal nominal angka. Maju sedikit dari pos itu terdapatan lahan yang cukup luas untuk kami di brefing oleh juru kunci Bukit Turgo sekitar 10 menit mengenai larangan apa saja yang terdapat di tempat ini, diantaranya yaitu membuang sampah pada tempatya, dan juga untuk Perempuan yang sedang haid tidak diperbolehkan masuk ke area makom. Oiya di puncaknya hanya makom bukan makam, perbedaanya yaitu jika makam terdapat jenazahnya, sedangkan makom itu tidak ada, hanya petilasan saja.
Sebelum menaiki tangga, terdapat tulisan total anak tangga 1743 yang mana itu sangat banyak. "ah masa si banyak banget tangga nya" ucap alwi seakan tidak percaya. "udah buktiin aja palingan cuman sedikit" ucap saya sembari bercanda. Kami pun memulai perjalanan setelah briefing tadi dengan formasi yang Perempuan dibarisan depan didampingi oleh Prof Mahfud dan yang lelaki di belakang.
Suasana sekitar sangat asri, pepohonan masih rindang dan enak untuk dinikmati. Dispanjang jalan sudah disediakan pegangan tangan agar pengunjung yang datang aman tidak jatuh jika terjatuh. Baru jalan 10 menit sudah banyak yang kelelahan dan akhirnya duduk untuk istirahat. Kami yang rombongan laki-laki hanya tertawa dibelakang menunggu semuanya pulih Kembali tenaganya. Ditengah perjalanan kami melihat seekor monyet yang bergelantungan di pohon seperti ingin meminta makanan, namun tidak disarankan untuk memberi makan monyet tersebut, dikhawatirkan nanti malah memanggil teman-temannya dan tidak kondusif.
Merasa yang Perempuan mudah kelelahan, akhrinya Prof Mahfud menyuruh semua rombongan laki-laki untuk jalan didepan. Kebetulan saya ingin berlatih lari-lari kecil melawan anak-anak tangga ini. Saya mulai berlari kecil didepan dengan beberapa anak yang mulai menyusul. Saya pun mempercepat Langkah agar tidak disalip. Kurang lebih 30 menit akhirnya saya sampai puncak juga. Dipuncaknya terdapat satu rombongan yang masih ziarah di makam nya dengan mayoritas ibu-ibu dan anak-anak. "wah hebat banget ibu-ibu ini pada kuat sampai puncak" ucap saya dalam hati.
Di area puncaknya terdapat kucing yang sedang bersantai , saya pun bermain dengannya sembari menunggu teman-teman lainnya sampai puncak. Setelah kurang lebih 30 menit akhirnya beberapa teman sudah sampai puncak, dengan waktu yang sama rombongan peziarah ibu-ibu juga sudah selesai. Kami beristirahat di area makam untuk menunggu lainnya sampai puncak. Sambil menunggu, kebetulan saya membawa kompor dan mie, alhasil kami masak bersama di area bawah dari makam.