Mohon tunggu...
Sulis Tyaningsih
Sulis Tyaningsih Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Buku Pendiidkan, Sosial-Budaya, Sejarah, Sastra, Psikologi dan Sains sangat saya sukai.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yuk Intip Bahasan Working Group Discussion G20 Indonesia!

8 Juli 2022   12:39 Diperbarui: 8 Juli 2022   12:44 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Walaupun topik tertinggi pembicaraan di G20 ini adalah Ekonomi, namun aspek Pendidikan wajib dimasukkan ke dalam diskusi. Melalui Education Working Group, setiap negara G20 dan perwakilan dari negara-negara lain berkumpul memikirkan nasib Pendidikan ke depannya.

Indonesia yang menjadi Presidensi G20 tahun ini sudah siap tempur. Dari beberapa butir bahasan yang disajikan pihak Indonesia dalam Education Working Group, ada tiga butir bahasan yang akhirnya disetujui untuk disidang bersama-sama. Apa sajakah  itu?

  • Learning Loss

Topik ini adalah yang paling garcep disetujui oleh semua delegasi. Isu ini sangat urgen sampai to the bone dirasakan oleh dunia pendidikan seluruh dunia. Sensitifitas isu ditekankan pada kaum marjinal seperti anak pedalaman, perempuan, dan penyandang disabilitas. Sehingga muncullah istilah Inklusi Pendidikan, yaitu bagaimana caranya pemerintah dan stakeholder di setiap negara memberikan perhatian penuh pada kaum marjinal sehingga tidak ada gap antara kaum yang kaya teknologi dengan yang tak punya teknologi untuk belajar.

Learning loss adalah ketimpangan (gap) pembelajaran karena perubahan pola pembelajaran dari yang ofline menjadi online. COVID-19 membuat heboh satu dunia terutama di bidang Pendidikan. Hampir seluruh guru di dunia kaget membiasakan diri dalam menyampaikan pembelajaran di masa pandemi. Mulai dari mempersiapkan perangkat belajar, waktu, dan metode pembelajaran yang menarik saat pembelajaran online berlangsung.

Lebih-lebih di Indonesia, selain membuat pemerintah dan guru kelabakan. Tantangan juga dialami Menteri Pendidikan untuk mendorong kurikulum Merdeka Belajar yang baru seumur jagung. Selain itu, ketidaksetaraan ekonomi membuat pembelajaran online jadi kurang meresap. Bagi mereka yang berekonomi tinggi tentu saja dapat beradaptasi dengan cepat. Sedangkan mereka yang berekonomi rendah masih terkatung-katung mencari sinyal internet sampai ke atas gunung, ke bukit, bahkan berjalan kaki ribuan kilometer hanya untuk dapatkan free wifi, itupun harus membeli sebotol minuman dingin.

  • Perang Teknologi

Semua negara struggling menggunakan teknologi untuk belajar akibat pandemi. Tidak ada yang mengira akan kedatangan COVID-19 yang masif dan mengerikan. Betapa tidak! Banyak orang-orang tumbang di jalanan, di rumah, dan di sana-sini karena virus laten yang menyerang lewat udara. Sekolah banyak yang tutup, universitas di liburkan, pekerja dirumahkan. Sehingga semua orang berjuang selain untuk hidup juga berdaptasi menjalani kehidupan.

Kehidupan dunia Pendidikan juga terhambat. Pendidik belajar keras untuk menggunakan teknologi dalam menyampaikan pelajaran. Siswa bekerja keras mengerti pelajaran. Karena sempat timbul kegalauan sebab belajar ofline saja tak ngerti apalahi belajar online. Banyak kasus siswa-siswi yang putus sekolah karena himpitan ekonomi dan menikah dini adalah salah satu solusi mereka.  

  • Gotong Rroyong

Akibat pandemi, paradigma dunia harus di-setting ulang. Mulanya kompetitif jadi kolaboratif. Di sinilah salah satu keunggulan delegasi Indonesia, yang membuat sebagian besar delegasi dunia tercengang.  Berpegang pada budaya luhur nenek-moyang serta semangat Ki Hajar Dewantara, sebagai Presidensi G20, Indonesia menawarkan Paradigma "Gotong Royong". "Recover Together, Recover Stronger" Tidak hanya bergotong-royong untuk pulih bersama tetapi bersama-sama saling menguatkan!

Pandemi ini menyadarkan orang untuk berhenti berkompetisi. Menyadarkan orang untuk saling membantu yang terserak agar berkumpul mencapai kesejahteraan dunia khususnya di dunia Pendidikan ini.

Dengan disetujuinya poin-poin diskusi yang disampaikan oleh delegasi Indonesia dalam Education Working Group, manunjukkan pada kita bahwa Indonesia telah berhasil menapaki langkah awal untuk lobi-lobi internasonal di dunia Pendidikan.

Kenapa konsep Gotong Royong membuat tercengang delegasi dunia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun