Mohon tunggu...
sulistiarini
sulistiarini Mohon Tunggu... Lainnya - Nulisnya yang konsisten ya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

One day One article

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menyetrika

17 Desember 2020   06:14 Diperbarui: 17 Desember 2020   06:46 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Cantik Tempo.co 

Oleh: Sulistiarini

Menyetrika menurut kbbi adalah kegiatan melicinkan. Menyetrika baju adalah kegiatan melicinkan baju. membuat baju rapi dan nyaman dipakai. baju yang disetrika memberikan kesan tersendiri bagi siapapun yang menggunakannya. kesan yang saya maksud disini adalah meskipun baju itu sederhana secara desain dan bahan akan terlihat bagus, karena baju itu disetrika. 

menurut saya baju yang rapi menunjukkan karakteristik manusia yang mengenakannya. dan saya yakin bahwa setiap orang menyukai kerapian. namun tidak semua orang mau mewujudkan kerapian dalam dirinya. kerapian yang saya maksud disini adalah rapi berpakaian. alasannyapun bermacam-macam. mulai dari masalah kesibukan, tidak telaten, ribet dan lain sebagainya.

tadi malam saya menyetrika baju saya. kegiatan itu sudah berkali-kali saya lakukan, entah sudah berapa sekian kali. namun saya menemukan sebuah titik kesadaran. kegiatan menyetrika yang saya lakukan tadi malam itu berbeda sekali. yang membuatnya berbeda adalah saya bisa menemukan mindfulness dalam diri saya. 

saya bisa fokus dalam menyetrika tiap helai baju saya. dalam konsentrasi yang baik tersebut saya berfikir demikian, oh ternyata yang saya butuhkan itu tidak hanya minta baju baru, mengikuti trend terus-terusan. manusiawi sih berkeinginan memiliki baju baru sesuai trend, tapi untuk apa numpuk baju tapi tidak bisa merawatnya. merawat baju merupakan bentuk belajar untuk bersyukur dan belajar mencintai pemberian Tuhan. itu kesadaran yang pertama. 

kesadaran yang kedua adalah sebagaimana yang sudah saya sampaikan di atas bahwa, sejatinya manusia itu menyukai kerapian (ini menurut saya) namun tidak semua mau mewujudkan kerapian dalam hidupnya. yang ke tiga adalah ternyata jika saya melakukan sebuah kegiatan dan saya bisa betul betul berkonsentrasi penuh dalam kegiatan tersebut, saya bakal menemukan suatu hal yang hebat menurut saya. 

dan hal hebat itu tadi berkaitan dengan kelegaan, ketenangan batin, dan kepuasan yang dapat menimbulkan keyakinan bahwa saya bisa berhasil dalam sebuah pencapaian. maaf istilah psikologinya saya lupa tapi intinya itu tadi. dan kesadaran yang terakhir yang saya temukan tadi malam adalah selama ini saya terlalu tinggi dalam memberikan indikator kriteria sukses hidup saya. 

akhirnya saya sadar selama ini saya  abai terhadap kegiatan-kegiatan kecil yang menjadi kebutuhan inti saya, dan saya juga abai dengan kegiatan kegiatan yang mencerminkan gender saya padahal itu semua perlu saya latih dalam diri saya. pencapaian kesuksesan bukan hanya bisa bekerja, berpenghasilan, menang lomba, tidak hanya itu. hal-hal kecil yang kita bisa melakukan dengan sepenuh hati dan selesai dengan baik itu juga kesuksesan. 

saya kira dari anda sekalian ada yang merasa gagal. ada yang merasa dirinya tidak berharga. merasa pesimis. tidak bisa melakukan apa apa. anda salah, anda orang yang baik, anda orang yang berharga, mungkin saja tolak ukur kesuksesan anda memiliki kesamaan dengan saya tadi, jadi terkesan sempit sekali ya. dengan tulisan ini saya ingin saya dan anda sama sama bangkit, bisa lebih bersyukur. jika saya bisa andapun bisa. sekian semoga bermanfaat dan terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun