Mohon tunggu...
Sukmawati
Sukmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Bukan siapa-siapa

Suka melancong

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memilih Bertahan Berjualan Koran demi Kelangsungan Hidup

11 September 2022   17:06 Diperbarui: 11 September 2022   17:10 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pastinya kamu-kamu sudah sering mendengar kalimat yang mengatakan 'hidup adalah pilihan dan pilihan akan menentukan kehidupanmu'.  

Dan tanpa kita sadari kita selalu dihadapkan pada pilihan, baik dalam memilih menu makanan, memilih baju yang akan kita kenakan, memilih rumah yang akan kita tempati, memilih universitas, memilih pekerjaan dan masih banyak pilihan lain hingga dalam memilih jodoh.

Mungkin bagi sebagian orang dalam menentukan pilihan itu tidaklah sulit, dan untuk beberapa orang memilih adalah hal  yang tersulit bahkan ada yang membutuhkan waktu lama hingga menghabiskan energi demi menentukan pilihan yang tepat dan terbaik.  

Namun ada juga memilih dengan terpaksa. Biasanya karena beberapa faktor.

Demikian halnya dengan Bapak Namam (59) tahun. Memilih bertahan berjualan koran demi menyambung hidup karena tidak punya keahlian lain.

Hampir setiap hari di pagi hari, lelaki paruh baya tersebut melintasi area pemukiman saya di daerah Kecamatan Bogor, dengan mengayun sepedanya agak lambat  menjajal koran sekaligus mengantar ke beberapa pelanggannya.  

Tak tampak lelah di wajahnya, bahkan setiap saya berpapasan dengan beliau, beliau selalu menyapa saya dengan ramahnya, mungkin karena saya suka membeli surat kabar, entahlah.

Satu hal, dengan membeli surat kabar meskipun hanya Warta Kota yang kadang saya lupa membacanya tetapi itu adalah cara saya membantu beliau, karena saya cukup paham seperti apa kehidupan tukang koran (penjual media cetak) dimana saya sendiri pernah mengalaminya.

Seperti kita tahu perkembangan teknologi informasi, berdampak pada merosotnya media cetak maka dipastikan minat baca masyarakat terhadap media cetak menurun, otomatis penghasilan penjual koran pun ikut menurun.

Dan pada suatu hari, tidak seperti hari biasanya, pak Namam terlihat tertatih-tatih mengayun sepedanya. Sontak saya bertanya apakah ban sepedanya kempes? Beliau menjawab sambil menunjukkan kakinya, rupanya sebelah kanan kakinya sudah lama sakit dan kali ini membengkak.

Namun demi bertahan hidup, tidak mungkin tidak bekerja selain  ada beberapa orang pelanggan yang menanti koran dagangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun