Mohon tunggu...
Sukmawati
Sukmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Bukan siapa-siapa

Suka melancong

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fauzi Isman Eks Tapol Talang Sari Lampung, "Teroris Harus Dihukum Berat Supaya Tidak Mengulangi Perbuatan yang Serupa"

8 April 2021   10:39 Diperbarui: 8 April 2021   14:10 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar kata "teroris" bagi saya itu menyeramkan, sadis, tak punya rasa kemanusiaan juga  memberikan rasa takut.

Mungkin sebagian orang punya pandangan berbeda, kenyataannya teroris memang sangat berbahaya, tak segan melakukan perbuatan dengan menggunakan kekerasan, melakukan ancaman, menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, juga dapat menimbulkan korban yang bersifat massal.

Tak sampai disitu, juga menimbulkan kerusakan atau menghancurkan objek vital yang strategis, pengrusakan lingkungan hidup, fasilitas publik dan sejenisnya dan itu benar maka adalah benar pula jika mereka para teroris harus ditindak tegas dengan hukuman yang berat juga.

Masih ingat kasus Talang Sari Lampung? Bapak Fauzi Isman mantan Tahanan Politik (Tapol) dengan tuduhan ingin mendirikan Negara Islam? Namun sekarang beliau sudah insyaf dan kembali menjadi warga negara yang baik yang mencintai NKRI juga anti intoleran, anti radikalisme pastinya tak mendukung aksi terorisme.

Mengapa teroris terus berkembang? 

Beliau mengatakan, "Teroris terus berkembang karena kurang lama di sel, ketika keluar maka mereka para teroris akan kembali melakukan hal yang serupa dan mereka yang sudah tertangkap jika dihukum lama seperti saya 20 tahun itu baru bisa berubah, namun anak buahnya yang belum tertangkap akan terus membina," Cerita Fauzi Isman dalam bincang-bincang kami bersama BPPRI (Benteng Putra Putri Republik Indonesia) di Kopi Kawan Kita Sukmajaya Depok, baru baru ini.

Selain karena hukumannya yang  ringan bagi para teroris yang sudah tertangkap, bisa juga lantaran politik dan keamanan yang lemah, adanya kebodohan, kemiskinan dan iman yang lemah pula.

Membandingkan di era pemerintahan Soeharto berlaku  undang-undang anti subversi dimana baru kumpul-kumpul saja bisa ditangkap, sementara sekarang harus ada tindakan kriminal dulu baru ditangkap, maka ketika undang-undang ini tidak ada, itu dimanfaatkan mereka.  

Sedangkan sekarang menurut  Fauzi Isman,  kurangnya pembinaan atau tidak ada kesadaran berbangsa dan bernegara, tak sedikit masyarakat tidak mengenal Pancasila hanya tau lima sila termasuk bagaimana Pancasila itu lahir tidak tau dan ini adalah kesalahan pemerintah termasuk Jokowi tidak menyadari hal ini.

"Baiknya mereka seperti densus 88 jika melakukan seminar, jangan hanya melakukan seminar dengan para akademisi, mengajak tokoh-tokoh, yang perlu Pancasila itu bukan para akademisi, para tokoh, tetapi masyarakat harus tau itu," tegas Fauzi Isman.

Siapa sebenarnya mereka itu?   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun