Mohon tunggu...
Suka Adi
Suka Adi Mohon Tunggu... Guru - Penulis Legenda

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kapolres Nganjuk: Pandergoen Layak Dikukuhkan Pahlawan Nasional

11 Juli 2019   16:11 Diperbarui: 11 Juli 2019   17:26 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pejuang Polisi Intelijen di Nganjuk

NGANJUK-Kompasiana - Puncak peringatan hari Bhayangkara ke-73 di Nganjuk dipusatkan di Alun-alun Berbek, Kamis, 11 Juli 2019. Acara dimulai pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB, dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Di antaranya, pertunjukan tari Salepuk, pemutaran film, PKS dan drum band dari SMKN 1 Nganjuk, seni reog dan jaranana, pemberian penghargaan kepada ahli waris pejuang Polri Pandergoen di Nganjuk, polisi berprestasi, masyarakat berprestasi membantu kerja polisi, penerimaan CSR, pertunjukan wayang kulit semalam suntuk, dan sambutan-sambutan.

Kapolres Nganjuk, AKBP Dewa Nyoman Nanta Wiranta menyampaikan, peringatan hari Bhayangkara ke-73 tahun ini di Nganjuk telah didahului dengan berbagai kegiatan. Baik kegiatan olahraha, sosial, keagamaan, maupun penelusuran jejak pejuang polisi di Nganjuk. Bahkan, tepat pada 1 Juli 2019 dini hari, dilaksanakan renungan suci di monumen Polri Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso.

"Banyak rangkaian acara yang sudah kami laksanakan, hanya puncak acaranya kami gelar dengan syukuran di Alun-alun Berbek," terang Kapolres Nganjuk.

Hal menarik yang menjadi perhatian peringatan hari Bhayangkara tahun ini, Polres Nganjuk melakulan penelusuran sejarah pejuang Polri yang ada di Nganjuk. Yaitu bernama Pandergoen, seorang polisi Belanda keturunan orang Belanda. Namun saat perang kemerdekaan, Pandergoen asal Desa Baleturi Kecamatan Prambon ini berpihak kepada Indonesia dan berjuang bersama pejuang di Nganjuk.

"Dia asli orang Nganjuk, tapi pertama jadi polisi sebagai polisi Belanda," tegasnya.

0 Advanced issues found▲

 

Pandergoen, polisi intelijen ketturan Belanda yang berjuang bersama  pejuang di Nganjuk  | koranmemo.com
Pandergoen, polisi intelijen ketturan Belanda yang berjuang bersama  pejuang di Nganjuk  | koranmemo.com

Pandergoen pertama jadi polisi 30 Maret 1929, pada usia 20 tahun. Dinas pertama di Semarang dengan pangkat Agen Polisi kelas II, sebagai intelijen. Kemudian, pada agresi Belanda kedua, dia kembali ke Nganjuk untuk membantu pejuang di Nganjuk, termasuk pejuang TNI, polisi dan warga sipil. Pandergoen banyak memberikan informasi tentang mobilitas tentara Belanda kepada para pejuang di Nganjuk. Sehingga, para pejuang dapat mengondisikan persiapan perlawanan terhadap Belanda. Saat itu, sering tentara Belanda mengalami kekalahan dengan korban meninggal setelah pergerakan mereka terendus kemudian diserang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun