Mohon tunggu...
Komang Sri Suka Adnyani
Komang Sri Suka Adnyani Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi, Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Proses Awal Mengolah Kopi Lanang

25 Januari 2021   09:56 Diperbarui: 25 Januari 2021   10:18 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perlu kita tahu kopi lanang sudah terkenal di beberapa daerah seperti di Bali kopi lanang ini sudah tersebar di beberapa kabupaten dan pusat pembuatanya di Desa Pupuan. Kopinya merupakan jenis biji kopi pasca panen yang mengalami anomali atau kelainan, atau dalam arti lain terlihat tidak normal.

Salah satu ciri khasnya adalah bijinya cenderung berbentuk hampir bulat melonjong seperti kacang utuh (monokotil).Berbeda dengan biji kopi normal pada umumnya memiliki belahan pada bagian tengahnya. Kendati demikian, bukan berarti tidak layak untuk dikonsumsi. Justru karena "ketidaksempurnaannya" itulah kopi lanang cukup digemari berbagai kalangan.

Kopi lanang dihasilkan melalui proses alami dan bukan merupakan hasil rekayasa, setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan hal tersebut. Pertama, tidak optimalnya proses penyerbukan putik bunga akibat serangga atau angin.

Kedua, adanya malnutrisi atau ketidakseimbangan dan distribusi zat makanan pada saat pembuahan. Ketiga, umur pohon kopi sudah di atas 10 tahun yang mengakibatkan penurunan kemampuan penyerbukan secara alami. Dan keempat karena kelainan genetika.

Karena merupakan kelainan maka jika dilihat dari varietasnya, kopi ini bisa berasal dari jenis kopi apapun termasuk kopi luwak. Namun, jangan harap mendapatkan bijinya dalam jumlah besar, karena dalam satu kali panen biasanya hanya sedikit biji kopi yang mengalami kelainan.

Dalam proses pengolahan kopi, ada tahapan yang disebut dengan depulping. Pada tahap ini, biji dipisahkan dari daging buah sebelum dipanggang. Pada proses ini, biji-biji hasil proses juga akan disortir apakah normal atau berupa kopi lanang atau peaberry.

Secara statistik panen peaberry kurang lebih 5% dari total produksi suatu perkebunan. Artinya, dalam 1 kg ceri yang dipanen, buah ceri dengan biji tunggal hanya sekitar 50 gram.Jumlahnya yang sedikit dan membutuhkan usaha dalam pensortirannya membuat harganya lebih mahal dari dibandingkan biji single originnya, misal aceh gayo dan lanang aceh gayo pasti akan lebih mahal lanang aceh gayo. Pun begitu dengan untuk kopi luwak dan kopi lanang luwak.

Dari segi rasa, peaberry memiliki favor note yang sama dengan rasa single origin-nya tapi lebih smooth dan body-nya tipis. Banyak cupper yang menilai rasa smooth-nya mirip dengan kopi luwak, namun lebih pahit. Rasa pahit disebabkan oleh kafein yang lebih tinggi dari biji hasil pencernaan luwak. Kafein pada kopi lanang lebih tinggi 2,1% dari kopi biasa dan faktor ini pula yang dianggap mampu meningkatkan vitalitas laki-laki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun