Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Ganjil Genap Tol Trans Jawa Musim Lebaran

9 Mei 2019   07:24 Diperbarui: 9 Mei 2019   08:32 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah berserakan di antara kemacetan di arah keluar pintu tol Pejagan, di H-2 Lebaran, Jawa Tengah, 4 Juli 2016. Hal tersebut dikarenakan rendahnya kesadaran pemudik untuk menjaga kebersihan. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

Sudah bertahun-tahun, pemudik rata-rata orang Jawa, atau orang-orang yang tinggal di Jawa sebutan untuk warga Jawa Tengah dan Jawa Timur dan bekerja di Jakarta dan kota-kota lain di luar Jawa dan setiap setahun sekali mereka pulang kampung sangat Hari Raya Idul Fitri.

Kebiasaan berlebaran sangat identik dengan orang Jawa sebagai suku terbesar di negeri ini. Orang Jawa Tengah dan Jawa Timur banyak merantau di ibu kota Jakarta serta kota lainnya. Jakarta lebih banyak dihuni sebagian besar Jawa, termasuk saya meskipun kos untuk bekerja.

Karena lebaran identik dengan kepulangan warga Jawa Tengah dan Jawa Timur, sudah menjadi bahasa umum kalau pulang kampung ke Jawa, meskipun mereka sama-sama tinggal di Pulau Jawa. 

Melihat kenyataan tersebut, maka mudik lebaran mayoritas menuju pulau Jawa, tak heran bila pemerintah juga memberlakukan kebijakan ganjil genap pada lintas Jakarta-Brebes. Hal ini menunjukkan mereka yang akan keluar di tol Brexit kendaraan akan makin bekurang setelah pintu tol ini. Setelah keluar tol Brexit, mereka ada yang menuju Brebes, Tegal dan kota-kota lain di sekitarnya.

Kemudian setelahnya, mereka akan keluar tol Pemalang untuk menuju Purbalingga, Banjarnegara, Purwokerto, dan Cilacap. Pengaturan ganjil genap di jalan tol merupakan antisipasi pemerintah atas prediksi membludaknya pemudik pengguna mobil pribadi pasca selesainya jalan tol Trans jawa.

Ada beberapa pemicu prediksi meningkatnya kendaraan pribadi saat mudik lebaran. Pertama masayrakat ingin mencoba jalan tol Trans Jawa. Kedua kenaikan harga tiket pesawat udara akan memicu pemudik menggunakan kendaraan pribadi, utamanya untuk penerbangan Jakarta-Semarang, Jakarta-Jogyakarta, Jakarta-Solo dan Jakarta-Surabaya. Dengan membawa kendaraan pribadi jatuh per orangnya akan lebih murah karena 1 kendaraan bisa mengangkut keluarga antara 4 hingga 8 orang.

Kebijakan ganjil genap meruapakan upaya pemerintah agar masyarakat dapat berlebaran di kampung halaman dengan aman, selamat dan lancar. Kisah tragis tiga tahun silam di mana pintu tol Brexit dituding menjadi biang kemacetan dan meninggalnya beberapa pemudik di jalan tol menjadi pelajaran dan pemerintah tidak ingin mengulang peristiwa masa lalu terulang kembali.

Jalan tol Trans Jawa telah hadir. Kendaraan pun makin bertambah terus tak terbendung. Setiap kali pabrik mobil dan motor mengeluarkan model baru. Belum selesai setahun, mobil miliknya telah tergilas model baru. Meskipun demikian mobil baru tetap laku, sementara mobil jadul tetap mengaspal. 

Hal tersebut yang menjadi pemicu tidak seimbang antara ketersediaan jalan dan laju pertumbuhan mobil pribadi. Pemerintah belum memilih menghentikan pruduksi mobil, namun masih mencoba mengatur kendaraanya di jalan raya. Semoga kebijakan ganjil genap bisa menjadi obat mujarab mencegah kemacetan saat lebaran. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun