Kamis (12/4) Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) baru saja kunjungan kerja ke Kota Agats, ibu kota Kabupaten Asmat, Papua Barat. Kunjungan presiden ke daerah tertinggal ini memiliki makna strategis bagi rakyat dan  Bangsa Indonesia yang teridiri banyak suku dan tinggal diberbagai penjuru Nusantara hingga ke pelosok negeri.
Kunjungan presiden berssama Ibu Negara, Iriana Joko Widodo dihiasi keliling Kota Agats, bahkan presiden  menerobos hujan lebat yang mengguyur tiba-tiba dengan sepeda motor listrik. Jokowi juga menyempatkan diri menggendong anak balita, seperti menggendong cucunya sendiri, hal ini  menunjukkan Jokowi dekat dengan rakyat,  yang sudah melekat sebelum menjadi presiden.
Untuk menuju ke ibu kota Kabupten Asmat, presiden dan rombongan  berangkat dari Timika menuju  Bandara Ewer, di Kota Agats. Tiba di bandara Jokowi tidak dijemput mobil kepresidenan seperti di kota-kota lain, maklum Kota Agats tidak memiliki jalan raya yang luas seperti di Jawa, satu-satunya kendaraan hanya motor listrik sebagai transportasi utama warga Kota  Agats yang jalan rayanya terbuat dari papan, memanjang sekitar 2, 8 km dengan lebar kurang dari 4 meter.
Keberadaan transportasi darat di Kabupten Asmat bukan merupakan transportasi utama. Kondisi geografis Kabupaten Asmat di dataran rendah dengan kondisi alam berupa rawa-rawa dan sungai, menjadikan prasarana jalan rayanya  sangat terbatas, sehingga sarana transportasi  darat tidak dapat berkembang karena terbatasnya lahan daratan untuk membangun jalan.
Kota Agats dipilih menjadi ibu kota Kabupaten Asmat, Â karena letak Agats berada dibibir panati barat Pulau Papua. Melalui alur Sungai kapal-kapal dapat sandar di dermaga Pelabuhan Agats. PT. Pelni (Persero) sudah puluhan tahun mengoperasikan KM. Tatamailau dari Bitung-Tidore-Ambon-Sorong-Fakfak-Tual-Timika-Agats- Merauke PP. Selain KM. Tatamailau juga dioperasikan KM. Leuser dari Surabaya-Makasar-Baubau-Wanci-Namrole-Ambon-Bandaneira-Saumlaki-Larat-Tual-Timika-Agats-Merauke PP.
Kapal Pelni pada rute-rute tersebut penumpangnya lebih didominasi warga Papua. Dengan kapal Pelni pula para pedagang dari Timika, dapat berjualan  seminggu sekali di kota Agats. Warga Kabupaten Asmat tak dapat lepas dari kapal Pelni, sayangnya alur sungai yang dangkal menghambat pelayaran, kapal harus labuh jangkar berjam-jam di tengah lautan menunggu air pasang.
Kunjungan Presiden Jokowi yang disambut warga dengan suka cita yang memadati di pinggir jalan di sepanjang jalan raya menuai hasil. Kegembiraan  dapat berjumpa langsung dengan orang nomor satu di negeri perpenduduk 256 juta  jiwa ini disambut dengan  menari sebagai tanda kebahagiaan mendorong negara  hadir di Kabupaten Asmat. Dalam waktu tidak lama prasarana dan sarana transportasi udara dan transportasi air akan segera dibenahi. Asmat tidak mampu membangun diri sendiri tanpa bantuan dari pusat. Bantuan pemikiran, teknologi dan pembiayaan harus didorong dari pusat.
Agats merupakan kota Kabupaten terbesar di Kabupaten Asmat, namun merupakan kota terkecil  di Indonesia. Agats  berpenduduk terbanyak di Kabupaten Asmat, 28. 459 jiwa. Ada 4 kota yang menjadi daerah pemukiman di Kabupaten Asmat, yaitu Ewer, Akat, Agats dan Sawa Erma.  Bandara Ewer merupakan sarana  akses melalui  udara untuk ke Timika dan Merauke.
Selanjutnya kota/distrik  Akat, dengan penduduk 5. 732 jiwa memiliki tanah yang subur sehingga berpotensi untuk pengembangan pertanian. Dengan pengembangan pertanian yang lebih baik diharapkan produksi meningkat,  sehingga ketergantungan Kabupaten Asmat kepada pangan dari  luar daerah dapat dikurangi dan terwjudunya swasembada pangan di Kabupaten Asmat.