Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Semeja Ahok, Satu Rel Muhayat di Bawah Beton bersama Silvi

9 Maret 2018   07:19 Diperbarui: 9 Maret 2018   08:02 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penandatanganan MoU Ditjen Perkeretaapian, Pemprov DKI dan PT. KAI (foto Dok. DKI)

Meskipun bukan warga DKI Jakarta, penulis sudah tinggal di Jakarta sejak tahun 2004. Penulis menjadi anak kos dan tinggal  di mes perusahaan. Masa-masa tugas di Jakarta banyak berkomunikasi dan bergaul dengan pemerintahan dari tingkat kementerian, Pemprov DKI Jakarta  hingga tingkat RT di pinggir rel. Ditingkat legislatif menjadi komunikator perusahaan  ke DPR di Senayan hingga  (Daerah Pinggir Rel) yang suka dipelesetkan pula DPR.

Karena bidang tugasnya di komunikasi antar lembaga dan kehumasan, memberikan jalan bagi penulis bertemu, berteman dan bersahabat dengan banyak orang di berbagai level kehidupan. Semua itu mempermudah penulis bertemu karena tugas, salah satunya dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya  Purnanama alias Ahok yang saat itu menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Selang 3 bulan setelah rapat satu meja, Ahok  diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Pak Jokowi.

Bertemu dengan Ahok bagi banyak orang menjadi impian, jalan mulus ketemu Ahok berawal ketika Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan dan PT. KAI akan melanjutkan penertiban di bawah jalan layang KA antara Stasiun Sawah Besar-Mangga Besar, Jakarta Pusat. Kami kordinasi dan harus rapat dengan Ahok setelah rapat ditingkat Walikota Jakarta Pusat.

  Untuk pertamakalinya penulis bertemu,  rapat satu meja dan presentasi dihadapan Ahok bersama rekan-rekan dari Kementerian Perhubungan dan PT. KAI. Presentasi rencana   penertiban mudah dimengerti Ahok, dan dalam 45 menit keputusan dukungan Pemprov DKI Jakarta langsung dideklarasikan. 

Dalam tiga bulan kemudian penertiban  di bawah jalan layang antara Stasiun Mangga Besar-Sawah Besar yang saat itu masih ditumbuhi bangunan kios-kios permanaen untuk berjualan onderdil kendaraan, kelar.

Rapat dengan Ahok sangat simpel, mudah dan yang lebih asyi, asal kegiatanya  untuk kepentingan orang banyak, bermanfaat, Ahok sebagai Wagub saat itu memberikan  keputusan  secara langsung, sehingga dinas-dinas di bawahnya langsung kordinasi dan eksekusi.

Salah satu hasil rapatnya, Ahok menugaskan dinas-dinas dibawahnya untuk mendukung penertiban yang dipresentasikan Ditjen Perkeretaapian dan ditindaklanjuti dengan eksekusi pembongkaran. Waktu eksekusi berlajan lancar, DKI Jakarta membantu alat berat, mobil sampah, mobil pemadam kebakaran,  juga personil Satpol PP bersama KAI dan Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretapian dan PT. KAI sebagai garda depan penggerak penertiban.

Ibu Siviana Murni (foto DKI)
Ibu Siviana Murni (foto DKI)
Dalam seminggu waktu pembongkaran, 400 bangunan permanen yang telah berdiri lebih dari 15 tahun di lahan Kementerian Perhubungan itu dirobohkan  tanpa perlawanan. Kemenhub mengutamakan keselamatan setelah beberapa kali di bawah jalan layang yang saat itu dipenuhi bangunan liar mengalami kebakaran dan mengganggu perjalanan KA. 

Dengan ditertibkan, dibongkar, lahan di bawah jalan layang antara Cikini-Jakarta Kota kini telah dapat dimanfaatkan untuk lahan parkir, jalan tembus, taman dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak  (RPTRA) yang sangat membantu DKI menambah ruang terbuka hijau dan menambah panjang jalan serta sarana parkir DKI Jakarta.

Kerjasama penertiban lahan di kanan kiri rel dan di bawah jalan layang KA sudah dirintis sejak tahun 2006 lalu dan dilanjutkan penandatangan MoU antara Ditjen Perekeretaapian, Pemprov DKI dan PT. KAI perlu dilanjutkan. Penertiban terpadu  saat itu dipimpin langsung Dirjen Perkeretaapain yang Pak Soemino, PT. KAI dibawah Dirut Roni Wahyudi  dan Kadaop 1 Jakarta Yudarso bekerjasama dengan Walikota Jakarta Pusat masa kepemimpinan  Pak  Muhayat, menertibkan Pasar Gaplok, pasar di tengah rel sebelum masuk Stasiun Pasar Senen dari Jatinegara.

Selanjutnya bersama Ibu Silviana Murni yang saat itu menjadi Wali Kota Jakarta Pusat menertibkan bangunan di bawah jalan layang KA antara Stasiun Juanda-Sawah Besar. Kerjasama ini dapat menata lahan untuk penghijauan, jalan tembus Juanda-Sawah Besar. Kerjasama penertiban dan penataan kawasan pinggir rel perlu dilanjutkan Gubernur Anies Baswedan agar Jakarta menjadi kota yang bersih, tertib dan terpelihara baik. Sehingga dapat meningkatkan citra Jakarta sebagai Ibu Kota Negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun