Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Orangtua, Tegas Sedikit Dong!

5 Oktober 2020   17:30 Diperbarui: 5 Oktober 2020   18:47 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: covesia.com

Pembelajaran online masih berlanjut hingga saat ini, entah sampai kapan? Semua bungkam. Tak ada yang tau pasti kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Karena itu, ketika ditanya siswa: kapan mulai belajar di sekolah? Saya pun menjawab, nanti pasti akan diinformasikan kalau kondisi di Depok sudah aman. Setidaknya ketika Depok, tempat di mana saya mengajar sudah masuk zona hijau. Saat ini Depok masih berada di zona orange (resiko sedang). Itu artinya belum aman.

Karena belum aman berarti belajar online, suka tidak suka dan mau tidak mau harus tetap berjalan. Sebab, nggak mungkin juga kalau selama pandemi siswa/i dibiarkan belajar mandiri di rumah. Lebih baik tetap ada pembelajaran, kendati tak efektif daripada tak ada sama sekali, iya kan?

Ketaktegasan Orangtua Mengurangi Semangat Belajar Siswa

Menurut hemat sama, salah satu kendala utama yang terjadi dalam proses pembelajaran di zaman moren ini adalah ketaktegasan orang tua. Masalah ini bukan hanya terjadi di masa pandemi ini. Tetapi sebelum pandemi Covid-19 merebak di negeri ini, masalah yang sama sudah ada. Hanya semakin parah setelah siswa mulai belajar dari rumah.

Dampak dari ketaktegasan orang tua adalah rendahnya semangat belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa di pertengahan semester ganjil ini. Banyak nilai yang berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Bahkan ada siswa yang tidak dapat nilai sama sekali karena mereka tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh bapa/ibu guru.

Lantas, pertanyaannya apakah orang tua menyadari masalah ini? Tentu ada orang tua yang sadar dan ada pula yang tak sadar. Orang tua yang sadar berarti masih punya harapan bahwa mereka akan segera mengatasi masalah ini dengan sungguh-sungguh. Sementara, orang tua yang tidak sadar pasti akan membiarkan anak-anaknya berada dalam kondisi terpuruk. Dan merasa bahwa proses belajar dari anak-anaknya baik-baik saja.

Benar bahwa rendahnya niat belajar belajar siswa bukan hanya dipengaruhi oleh ketidaktegasan orang tua. Bisa juga karena siswa tersebut yang memang malas belajar. Atau mungkin, mereka terlalu terhipnotis oleh artis-artis Korea dan game online sehingga lupa belajar. Namun, hemat saya ketegasan orangtualah yang bisa mengatasi semuanya.

Oleh sebab itu, mumpung belum terlambat. Orang tua mesti dengan segera memberikan perhatian yang lebih. Orang tua harus  menjadi guru terbaik bagi siswa di rumah. Mengutip Hilary Clinton, "Parents are teachers and home is a child's first and most important classroom." (Orang tua adalah guru dan rumah adalah ruang kelas pertama dan terpenting bagi anak).

Itu artinya, mau nggak mau, orang tua harus memberikan motivasi kepada siwa selama belajar dari rumah. Dalam hal ini, orang tua harus selalu bertanya terkait tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah. Atau orang tua juga perlu tanya perihal kendala-kendala yang dialami siswa selama pembelajaran online berlangsung. Jangan cuek-cuek saja!

Untuk siswa yang orang tuanya sudah berkerja seperti biasa, saya kira, mereka bisa bertanya kepada anak-anaknya setelah pulang kerja. Hal ini penting agar supaya para siswa merasa diperhatikan. Sebab, kalau tidak demikian, semangat belajar siswa tidak akan pernah berubah. Alias mereka akan santuy-santuy aja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun