Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Banyak Paslon yang Suka Berjanji, Apa Harus Golput?

1 Oktober 2020   13:08 Diperbarui: 1 Oktober 2020   15:32 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: news.detik.com

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sudah semakin dekat. Sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Presiden Jokowi bahwa Pilkada tetap dilaksana pada 9 Desember 2020. Meskipun banyak pihak yang menolak dan meminta agar Pilkada ditunda karena beresiko terhadap munculnya klaster baru, klaster pilkada.

Salah satu tokoh bangsa yang menolak pelaksanaan Pilkada tersebut adalah, mantan Wakil Presiden RI periode pertama Jokowi, Jusuf Kalla. Kalla meminta agar pemerintah menunda pelaksanaan Pilkada serentak 2020 sampai proses vaksinasi virus corona dilakukan (CNN Indonesia, 21/9/2020).

Namun, Jokowi punya alasan yang kuat bahwa tak ada yang dapat memastikan kapan COVID-19 akan pergi dari bumi Indonesia. Dan Jokowi tidak mau kalau 270 daerah yang akan melaksanakan Pilkada dipimpin oleh Pelaksana Tugas (PLT) dalam waktu yang bersamaan.

Yang terpenting masyarakat pemilih yang datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) memakai protokol kesehatan yang lengkap. Misalnya memakai masker dan hand sanitizer agar tidak terserang corona.

Janji Para Paslon yang Selalu Manis

Berkenaan dengan semakin dekatnya waktu Pilkada tersebut, kampanye di media sosial dan kampanye langsung semakin riuh. Setiap pasangan calon bersama dengan para tim sukses (timses) sibuk mengkampanyekan keunggulan dan visi-misinya.

Hampir pasti bahwa visi-misi setiap pasangan calon tak ada yang jelek. Nggak mungkin juga ngomongin hal-hal yang buruk, iya nggak? Yang manis-manis saja yang diomongin biar banyak yang milih.

Semua visi-misi yang diungkapkan dengan lantang di hadapan publik dapat dibalut dengan satu selogan, yang barangkali mudah diucapkan namun tak mudah diimplementasikan, yakni DEMI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.

Selogan tersebut tersebut seringkali mengelabui masyarakat untuk memilih pasangan calon tertentu. Padahal, ketika sudah berada di kursi kekuasan, banyak paslon terpilih yang mudah lupa. Mereka lupa akan kampanye-kampanye politik yang disampaikan sebelumnya. Bahkan selogan tersebut kemudian diubah. Bukan DEMI KESEJAHTERAAN RAKYAT, melainkan DEMI KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN GOLONGAN.

Hal itu sangat kelihatan, dimana pembangunan di daerah semacam berjalan di tempat. Infrastruktur seperti jalan raya, bendungan air, listrik, dermaga, Sekolah, Rumah Sakit, dan infrastruktur lainnya tidak dibangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun