Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pusing dengan Google Clasroom? Berdoalah!

26 Maret 2020   21:56 Diperbarui: 26 Maret 2020   22:13 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak diumumkan agar bekerja dari rumah/Work From Home (WFH) oleh pemerintah pusat, banyak karyawan di tiap-tiap perusahaan yang langsung menindaklanjuti apa yang disampaikan, tak terkecuali para guru. Para guru memberikan pelajaran melalui aplikasi Google Classroom. 

Melalui Google Claasroom ini, para guru dapat membina komunikasi dan meningkatkan kolaborasi dengan peserta didik. 

Guru dapat memberikan materi yang secukupnya dan peserta didik dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait materi yang sedang dipelajari. Namun, tidak semua guru dan siswa dapat mengikuti KBM Online secara efektif. Apalagi bagi guru dan siswa yang baru pertama kali menggunakan aplikasi Google Classroom ini pasti akan sangat kewalahan.

Banyak kendala yang ditemukan selama proses KBM Online ini. Misalnya masalah jaringan internet, guru dan siswa  gagap teknologi (gaptek), waktu yang diberikan untuk proses pembelajaran tidak sesuai dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh para guru, belum lagi mendengar keluhan para perserta didik. 

"Pak, kok ribet ya KBM Online. Belajar dari rumah jangan terlalu lama ya pak. Saya kangen sama teman-teman pak", kata salah satu peserta didik yang tak mau disebutkan namanya. 

Menanggapi keluhan peserta didik tersebut, saya hanya bisa menyampaikan bahwa jangan pernah lelah untuk belajar. Kendala yang dialami selama proses belajar jangan sampai memudarkan semangat untuk terus belajar.

Namun, hal yang  membuat saya bersedih adalah ketika peserta didik tersebut mengatakan bahwa dia kangen sama teman-temannya. Tentu saja ungkapan tersebut berangkat dari kerinduan hatinya yang terdalam agar segera bermain, berkumpul dan berjuang bersama di sekolah. Sebagai pendidik, saya pun memiliki kerinduan yang sama. 

Tetapi kondisi dan situasi yang kian hari kian mencemaskan yang menghalangi kami untuk kembali belajar di sekolah. Barangkali para pegawai di banyak perusahaan yang sudah seminggu lebih bekerja dari rumah juga demikian, ada kerinduan untuk kembali bekerja di kantornya masing-masing, iya kan?
Oleh karena itu, sebagai insan yang beriman kita satukan tekat dan berdoa bersama agar badai ini segera berakhir. Saya amat bersedih hati saat menyaksikan video ribuan nyawa yang melayang karena serang Covid-19 ini. Melihat kematian mereka, dalam keheningan malam saya pun akhirnya berdoa:

"Tuhan lapangkanlah dada-MU. Dengarkan teriakan minta tolong dari hamba-hamba-Mu yang sedang berperang melawan wabah. Kami sangat yakin dan percaya bahwa hanya karena kuasamu-Mu sajalah semua perkara ini akan terpecahkan.  Maafkanlah kami bila selama ini kami tak mengindahkan perintah-Mu. Semoga kami semua Kau berkati agar selamat dari ancaman Covid-19 ini dan kami pun dapat kembali belajar di sekolah. Amin"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun