Kata Pengantar
Suharto, S.Ag., M. Pd.
Guru Blogger Madrasah, Pegiat Literasi, Penulis, Motivator Literasi, dan Guru MTs N 5 Jakarta.
Bak disambar petir di siang hari. Ketika seorang sahabat menghubungi saya yang sedang separuh daya untuk dibuatkan kata pengantar pada buku perdananya. Saya sempat bertanya pada diri sendiri,"Sepertinya Anda salah orang dan pantaskah saya menulis kata pengantar, sementara saya masih tarap belajar menulis."Namun, saya bertanya kembali,"Loh, ini kesempatan yang baik. Kenapa harus berkata tidak?" Begitu kira-kira yang terjadi pada diri ini.
Sebenarnya hal ini berawal dari beliau minta dibuatkan cover buku untuk buku perdananya dan saya sanggupi -- Kebetulan saya sering dipercaya teman-teman penulis untuk membuatkan cover bukunya--Namun, beliau juga minta dibuatkan kata pengantar dari saya. Begitu ceritanya.
Saya kenal pak Ahmad Fatchudin ketika acara pelatihan menulis di KBMN PGRI gelombang 27. Kebetulan saya memberikan materi motivasi menulis di kala sakit. Beliau adalah salah satu peserta yang aktif bertanya, sehingga saya berikan hadiah berupa buku karya saya sendiri.
Pak Ahmad Fatchudin merupakan penulis pemula yang hebat. Kenapa seperti itu? Karena beliau memulai menulis dengan genre puisi. Sepengetahuan saya menulis puisi termasuk tulisan yang agak sulit dan penuh dengan syarat-syarat. Sehingga tidak semua orang mampu menulis puisi.
Puisi merupakan sebuah sastra yang penuh imajinasi tinggi, kaya akan diksi-diksi, rima yang indah, gaya bahasa mempesona dan untaian-untaian kata yang penuh dengan makna.Â
Karya puisi pak Ahmad Fatchudin dengan judul 77 Puisi Untaian Makna. Penuh syarat akan makna kehidupan. Beliau mencoba menyampaikan pesan-pesan makna kehidupan lewat untaian puisi.
Setidaknya buku karya beliau menambah Hasanah dalam perbukuan Indonesia. Selamat tuk pak Ahmad Fatchudin. Terus menulis dan berkarya.