Mohon tunggu...
Saverinus Suhardin
Saverinus Suhardin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat penulis

Saverinus Suhardin. Seorang Perawat yang senang menulis. Sering menuangkan ide lewat tulisan lepas di berbagai media online termasuk blog pribadi “Sejuta Mimpi” (http://saverinussuhardin.blogspot.co.id/). Beberapa opini dan cerpennya pernah disiarkan lewat media lokal di Kupang-NTT, seperti Pos Kupang, Timor Express, Flores Pos dan Victory News. Buku kumpulan artikel kesehatan pertamanya berjudul “Pada Jalan Pagi yang Sehat, Terdapat Inspirasi yang Kuat”, diterbikan oleh Pustaka Saga pada tahun 2018. Selain itu, beberapa karya cerpennya dimuat dalam buku antologi: Jumpa Sesaat di Bandara (Rumah Imaji, 2018); Bingkai Dioroma Kehidupan: Aku, Kemarin dan Hal yang Dipaksa Datang (Hyui Publisher, 2018); Jangan Jual Intergritasmu (Loka Media, 2019); dan beberapa karya bersama lainnya. Pernah menjadi editor buku Ring of Beauty Nusa Tenggara Timur: Jejak Konservasi di Bumi Flobamorata (Dirjen KSDA, 2021); Konsep Isolasi Sosial dan Aplikasi Terapi : Manual Guide bagi Mahasiswa dan Perawat Klinis (Pusataka Saga, 2021); dan Perilaku Caring Perawat Berbasis Budaya Masyarakat NTT (Pustaka Saga, 2022). Pekerjaan utama saat ini sebagai pengajar di AKPER Maranatha Kupang-NTT sambil bergiat di beberapa komunitas dan organisasi. Penulis bisa dihubungi via e-mail: saverinussuhardin@gmail atau WA: 085239021436.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kupon Buka Puasa

10 Juli 2015   21:40 Diperbarui: 10 Juli 2015   21:40 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kupon buka puasa"][/caption]

 

Sore ini, saya diajak sama teman yang beragama muslim ke Mushola. "Ayo bro, kita ambil kupon buka puasa di sana", katanya sambil menunjuk ke arah tempat ibadah.

"Lho, gak apa-apa ta ?".

Saya kaget, tepatnya takut, jangan sampai nanti diinterogasi mengenai status puasa, dan hal lain yang berhubungan. Saya berpikir, menu buka puasa itu tentunya untuk umat muslim yang sedang berpuasa. Sementara saya bukan muslim dan tidak sedang berpuasa tentunya. Saya khawatir, tanda-tanda orang yang berpuasa dan tidak berpuasa bisa diketahui oleh pembagi kupon nanti.

"Ga apa-apa Mas, siapa saja boleh ambil, asalkan memang persediaan masih ada", teman tadi meyakinkan saya. Dia sedikit memaksa, "Ayolah !", katanya lagi.

Waduh, dengan penuh was-was saya ikuti saja. Saya minta teman tadi berdiri paling depan saat tiba di depan petugas pembagi kupon. Saya takut tanya hal-hal berkaitan dengan prosedur buka puasa dalam ajaran Muslim, tentu saja tidak bisa saya jawab. Saya mengekor teman saja, dialah yang paling tahu.

Hmmmm...,lega terasa, ternyata tidak ditanya-tanya apa oleh petugas. Kami langsung mendapat kupon satu-satu. Tidak ada tanda atau ciri-ciri khusus yang membedakan yang puasa dan tidak puasa.

Benar kalau ada yang bilang, saat kita berbuat baik atau pun berbuat jahat, orang tidak menanyakan agama kita apa ? Begitu pun saat mengantri menu buka puasa, petugas tidak menayakan kita puasa atau tidak, Muslim atau non-Muslim ?

Ya sudah...karena Adzan Magrib sudah bergema, saatnya kami bergegas ke Mushola. Selamat berbuka puasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun