Mohon tunggu...
Saverinus Suhardin
Saverinus Suhardin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat penulis

Saverinus Suhardin. Seorang Perawat yang senang menulis. Sering menuangkan ide lewat tulisan lepas di berbagai media online termasuk blog pribadi “Sejuta Mimpi” (http://saverinussuhardin.blogspot.co.id/). Beberapa opini dan cerpennya pernah disiarkan lewat media lokal di Kupang-NTT, seperti Pos Kupang, Timor Express, Flores Pos dan Victory News. Buku kumpulan artikel kesehatan pertamanya berjudul “Pada Jalan Pagi yang Sehat, Terdapat Inspirasi yang Kuat”, diterbikan oleh Pustaka Saga pada tahun 2018. Selain itu, beberapa karya cerpennya dimuat dalam buku antologi: Jumpa Sesaat di Bandara (Rumah Imaji, 2018); Bingkai Dioroma Kehidupan: Aku, Kemarin dan Hal yang Dipaksa Datang (Hyui Publisher, 2018); Jangan Jual Intergritasmu (Loka Media, 2019); dan beberapa karya bersama lainnya. Pernah menjadi editor buku Ring of Beauty Nusa Tenggara Timur: Jejak Konservasi di Bumi Flobamorata (Dirjen KSDA, 2021); Konsep Isolasi Sosial dan Aplikasi Terapi : Manual Guide bagi Mahasiswa dan Perawat Klinis (Pusataka Saga, 2021); dan Perilaku Caring Perawat Berbasis Budaya Masyarakat NTT (Pustaka Saga, 2022). Pekerjaan utama saat ini sebagai pengajar di AKPER Maranatha Kupang-NTT sambil bergiat di beberapa komunitas dan organisasi. Penulis bisa dihubungi via e-mail: saverinussuhardin@gmail atau WA: 085239021436.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Belajar Mahasiswa Ners

27 Juni 2015   09:20 Diperbarui: 27 Juni 2015   10:02 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang memiliki cara belajar yang unik. Tidak ada yang hampir sama. Begitu cara belajar berkelompok yang formal, misalnya dalam lingkungan sekolah. Setiap sekolah memiliki ciri khas tersendiri. Apalagi dengan perubahan kurikulum yang rutin, membuat proses belajar juga ikut-ikutan berubah.

            Selain itu, masih banyak alasan lain mengenai perbedaan cara belajar di sekolah. Bisa karena kebiasaan atau kemampuan guru dalam mengaplikasikan berbagai metode, atau bergantung fasilitas yang dimiliki sekolah.

 

Mencatat

            Ada metode belajar yang sangat membekas dalam ingatan saya, selama mengenyam pendidikan menengah (SMP-SMA),  antara tahun 2001 hingga 2007 lalu. Lebih spesifik lagi, yaitu soal kebiasaan mencatat pelajaran yang disampaikan Guru.

            Biasanya, Guru sudah menyiapkan materi pembelajaran yang disusun sesuai RPP atau silabus, ditulis tangan dalam sebuah buku khusus. Lalu, bagaimana menyampaikan pada siswa/i ?

            Ada Guru yang membaca catatannya secara keras, jelas, dan pelan agar bisa didengar semua murid. Bila terlalu cepat atau kurang jelas, biasanya langsung dipotong, “Pak/Ibu, mohon diulang”. Kalau tidak berani sama Guru, langsung berbisik atau melihat catatan teman di samping.

            Ada juga cara lain, Guru meminta salah seorang murid untuk menulis di papan tulis, kemudian murid lain akan mecatat pada buku masing-masing. Kebetulan atau tidak, murid yang sering diminta Guru untuk mencatat di papan tulis, biasanya berperawakan cantik, tinggi, tubuh proporsional, pintar, dan selalu menjadi juara kelas tiap pembagian raport. Pokoknya mantap bingitsss...!!!

 

Manfaat Mencatat

            Ok, baiklah. Selanjutnya saya akan sempitkan lagi pembahasan tentang hubungan kebiasaan siswa yang mencatat dengan pemahaman tentang topik tertentu. Ada yang mengatakan, mencatat itu sama dengan belajar dua kali. Ia, saat hendak mencatat, kita membaca terlebih dahulu, kemudian ditulis sambil dibaca lagi hasilnya agar tidak terjadi kesalahan. Sudah begitu, murid tadi harus mencatat sekali lagi pada buku catatannya. Itu harus. Karena aturannya jelas, setiap murid harus mempunyai catatan masing-masing. Guru akan memeriksaan saat menjelang ujian, dan menjadi salah satu komponen penilaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun