Pangan Lokal Demi Ketahanan Pangan dan Kurangi Pemborosan
Oleh Hayu Prabowo, Inisiator Ecomasjid*
Di tengah meningkatnya ancaman perubahan iklim, krisis pangan, dan masalah sampah global, kita sering lupa bahwa solusi terbaik justru dimulai dari langkah kecil di sekitar kita. Salah satu solusi cerdas yang dapat dilakukan adalah mengonsumsi pangan lokal. Selain memberikan manfaat kesehatan, pangan lokal juga berkontribusi besar dalam mengurangi limbah organik dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Lebih dari itu, dalam perspektif Islam, konsumsi pangan lokal sejalan dengan nilai-nilai kesederhanaan dan keberlanjutan yang diajarkan dalam agama, terutama menjelang bulan suci Ramadhan.
Pangan Lokal dan Reduksi Sampah Organik
Sampah makanan menjadi isu serius di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa limbah makanan menyumbang sekitar 40% dari total sampah yang dihasilkan di Indonesia. Dengan memilih pangan lokal, kita bisa berkontribusi dalam mengatasi permasalahan ini melalui beberapa cara berikut:
- Mengurangi Sampah Kemasan
Produk pangan impor atau olahan industri sering kali dikemas dalam plastik dan bahan lain yang sulit terurai. Sebaliknya, pangan lokal lebih banyak dijual dalam keadaan segar dengan kemasan minimal, seperti yang dapat ditemukan di pasar tradisional. Dengan memilih pangan lokal, kita turut mengurangi limbah plastik yang mencemari lingkungan.
- Meminimalisir Kerusakan Pangan Selama Distribusi
Transportasi jarak jauh untuk produk impor meningkatkan risiko kerusakan dan pembusukan. Pangan lokal yang lebih segar dan langsung dikonsumsi mengurangi kemungkinan limbah makanan akibat bahan pangan yang rusak selama distribusi.
- Mencegah Pemborosan Makanan
Konsumsi pangan lokal cenderung meningkatkan rasa apresiasi terhadap hasil bumi setempat, mendorong masyarakat untuk lebih menghargai makanan dan mengurangi kebiasaan membuang makanan secara sembarangan.
- Mengurangi Penggunaan Pengawet dan Limbah Kimia
Pangan impor sering kali memerlukan proses pengawetan yang melibatkan bahan kimia berbahaya. Dengan beralih ke pangan lokal yang lebih alami dan minim pengolahan, kita dapat mengurangi paparan zat aditif dan limbah beracun yang mencemari lingkungan.
Â