Jakarta, 21 Februari 2025 -- Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia resmi menjalin kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam upaya meningkatkan kapasitas pemuka agama dalam pemanfaatan teknologi penginderaan jauh untuk pelestarian hutan. Pertemuan ini membahas rencana pelatihan yang akan diberikan kepada pemuka agama untuk memperkuat peran mereka dalam advokasi lingkungan dan perlindungan hutan tropis di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, BRIN menegaskan bahwa pusat riset yang berada di Cibinong berfokus pada Geospasial dan Informatika, dengan tanggung jawab utama dalam pengelolaan sumber daya manusia serta pengembangan metodologi dan riset di bidang tersebut. BRIN menegaskan bahwa mereka tidak mengelola alat atau teknologi hasil riset, melainkan hanya menyediakan lisensi jika ada kerja sama dengan sektor swasta maupun organisasi non-pemerintah (NGO).
IRI Indonesia menekankan bahwa peran pemuka agama sangat strategis dalam upaya pelestarian lingkungan. Selain sebagai panutan bagi masyarakat, mereka juga memiliki pengaruh besar dalam mendorong kebijakan yang mendukung perlindungan hutan. Oleh karena itu, program pelatihan yang akan diadakan bertujuan untuk membekali pemuka agama dengan keterampilan dalam sistem monitoring berbasis satelit dan pemetaan sederhana. Mereka akan diajarkan cara menggunakan berbagai aplikasi seperti Google Earth, Inarisk, dan Simontana, yang dapat membantu dalam pemantauan perubahan tutupan hutan serta deteksi dini terhadap ancaman seperti deforestasi dan kebakaran hutan.
Sebagai bagian dari dukungan terhadap pelatihan ini, BRIN menawarkan fasilitas yang mencakup ruang pelatihan dan akomodasi yang dapat menampung hingga 100 peserta. Namun, IRI Indonesia menargetkan 150 peserta dari berbagai latar belakang keagamaan untuk mengikuti program ini.
Dalam kerja sama ini, seluruh biaya pelatihan akan ditanggung oleh IRI Indonesia, sehingga tidak membebani BRIN dalam aspek pendanaan. Pelatihan dijadwalkan akan berlangsung pada bulan April atau Mei 2025, setelah perayaan Idulfitri, agar dapat menjangkau lebih banyak peserta tanpa berbenturan dengan agenda keagamaan lainnya.
Selain pelatihan teknis, kerja sama ini juga mencakup pengembangan modul sederhana yang akan digunakan sebagai bahan ajar bagi pemuka agama. Modul ini akan menjelaskan pentingnya sistem remote sensing dan bagaimana penerapannya dalam advokasi lingkungan. Dengan adanya panduan ini, para pemuka agama diharapkan dapat lebih mudah memahami dan menyebarluaskan informasi kepada komunitas mereka tentang pentingnya pemantauan hutan menggunakan teknologi modern.
Kerja sama antara IRI Indonesia dan BRIN ini diharapkan dapat membawa dampak yang signifikan dalam upaya perlindungan hutan tropis di Indonesia. Dengan meningkatnya pemahaman pemuka agama terhadap teknologi penginderaan jauh, mereka dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam mengawasi perubahan lingkungan di sekitar mereka dan mengedukasi masyarakat untuk ikut serta dalam aksi pelestarian hutan.
Melalui sinergi antara ilmu pengetahuan dan pendekatan berbasis nilai-nilai keagamaan, inisiatif ini menjadi langkah konkret dalam menghadapi tantangan lingkungan, khususnya terkait dengan deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia.
Dengan pelaksanaan pelatihan ini, diharapkan pemuka agama dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya memberikan pemahaman moral tentang perlindungan alam tetapi juga memiliki keterampilan teknis yang mendukung upaya pelestarian lingkungan berbasis data dan teknologi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI