Mohon tunggu...
suhanda ariyanto
suhanda ariyanto Mohon Tunggu... Program Coordinator IRI Indonesia

Penulis berita mengumpulkan, menulis, dan menyajikan fakta kepada publik melalui berbagai media dengan memastikan kredibilitas dan kepatuhan terhadap kode etik jurnalistik. dan editor: meninjau, menyunting, dan memastikan kualitas serta ketepatan informasi sebelum dipublikasikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengonsumsi Pangan Lokal: Solusi Cerdas untuk Mengurangi Sampah dan Meningkatkan Ketahanan Pangan, Sebuah Perspektif Holistik Menjelang Ramadhan

20 Februari 2025   09:06 Diperbarui: 24 Februari 2025   13:50 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Lokal Pangan (ChatGpt)

Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, krisis pangan, dan masalah sampah, kita sering kali lupa bahwa solusi sederhana bisa dimulai dari diri sendiri. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi pangan lokal. Pangan lokal tidak hanya menawarkan manfaat kesehatan, tetapi juga memiliki dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan dan ketahanan pangan. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana mengonsumsi pangan lokal dapat menjadi solusi cerdas untuk mengurangi sampah organik dan meningkatkan ketahanan pangan, serta menambahkan dimensi spiritualitas dalam konteks Islam, terutama menjelang bulan Ramadhan.

Pangan Lokal dan Pengurangan Sampah Organik

Sampah organik, terutama dari sisa makanan, telah menjadi masalah serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sampah makanan menyumbang sekitar 40% dari total sampah yang dihasilkan di Indonesia. Namun, dengan mengonsumsi pangan lokal, kita dapat berkontribusi mengurangi masalah ini.

1. Mengurangi Sampah dari Kemasan

Pangan lokal biasanya dijual dalam bentuk segar atau dengan kemasan minimal, berbeda dengan produk pangan impor atau olahan pabrik yang sering dikemas dengan plastik atau bahan lain yang sulit terurai. Misalnya, ketika kita membeli sayuran langsung dari petani di pasar tradisional, sayuran tersebut biasanya tidak dikemas dalam plastik. Bandingkan dengan sayuran yang dijual di supermarket, yang sering dikemas dalam plastik atau styrofoam. Dengan memilih pangan lokal, kita bisa mengurangi sampah plastik yang mencemari lingkungan.

2. Mengurangi Kerusakan Pangan Selama Distribusi

Pangan lokal tidak perlu menempuh jarak jauh untuk sampai ke konsumen, sehingga mengurangi risiko kerusakan selama transportasi. Buah dan sayuran impor, misalnya, sering kali harus melalui proses pengawetan dan transportasi panjang, yang membuatnya lebih rentan rusak atau busuk sebelum sampai ke tangan konsumen. Dengan mengonsumsi pangan lokal, kita bisa memastikan bahwa makanan yang kita beli lebih segar dan tahan lama, sehingga mengurangi kemungkinan makanan terbuang karena rusak.

3. Mengurangi Sampah Organik dari Makanan yang Tidak Terpakai

Ketika kita membeli pangan lokal secara langsung dari petani, kita cenderung lebih menghargai hasil panen dan berusaha memanfaatkannya sebaik mungkin. Hal ini mengurangi kebiasaan membuang makanan (food waste). Sebaliknya, makanan impor atau olahan pabrik sering kali dianggap lebih "murah" dan mudah diganti, sehingga masyarakat cenderung kurang menghargainya dan lebih mudah membuangnya.

4. Mengurangi Sampah dari Proses Pengawetan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun