Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Saatnya Siaran TV Gencarkan Halau Hoaks, Perbanyak Program Terheboh dan "Breaking News"

25 Maret 2020   14:29 Diperbarui: 25 Maret 2020   14:46 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
waspadai penyebaran hoaks | Kompas Pagi

Anggap saja pertandingan itu sebagai ajang latihan. Bila perlu mendatangkan pemain-pemain yang sudah gantung raket.  

Tiga pasangan anda terkuat Indonesia, yaitu The Minions, The Daddies dan pasangan Fajar/Rian, dihadapkan. Tetapi tidak pada formasi sesungguhnya, melainkan berganti pasangkan.  

Beberapa pasangan ganda putri pun terkuat Indonesia pun dapat ditampilkan dengan berganti pasangan. Juga pasangan ganda campuran dijadwalkan tersendiri. Bahkan para pemain tungal, putera maupun puteri, dijadikan berpasang-pasangan untuk kemudian dihadapkan. Ini untuk melihat kempuan meeka dalam bermain ganda.

Tentu saja rencana seperti itu tidak mudah. Karena perlu menunggu pihak sponsor. Agar pertandingan ramai dan pemainnya penuh semangat maka hadiah yang disediakan pun harus cukup memadai untuk kelas mereka. Dan kiranya PBSI tidak kekurangan cara untuk menemukan sponsor biaya penyelenggaraan maupun hahdiah, serta stasiun televisi yang bersedia menyiarkan nya secara langsung.

Dan karena tujuan penyiaran untuk mendukung program Pemerintah dalam ikut menghentikan penyebaran virus Corona, tak salah bila materi reportase, wawancara, materi iklan (teruama iklan layanan masyarakat), baliho maupun spanduk, serta hal-hal lain yang terkait dengan penyiarannya pun sungguh-sungguh diupayakan ke arah sana.

*  

Daya tarik besar tentu saja pada acara yang bertajuk 'breaking news". Menarik dan heboh karena digarap dengan mengedepankan kesegeraan, langsung dari lokasi kejadian, dengan nilai informasi yang tinggi.

Pada moment dan event tertentu biasanya stasiun televisi mengadakan penyiaran bertajuk "breaking news". Tayangan yang mestinya singkat-padat dan cepat dapat berubah menjadi seharian penuh muncul di layar televisi. Ya, itulah breaking news ala kita.

Tetapi pada wabah virus Corona ini agaknya belum ada sasiun televisi yang mengadakan siaran breaking news. Entah pertimbangan apa sehingga ada pengecualian. Padahal bisa saja siaran tv dilakukan dari rumah sakit, dari tempat penyemprotan disenfektan, dari masjid tempat menyolatkan jenazah maupun tempat pemakaman umum  korban virus Corona.

Bahkan juga siaran dari tempat-tempat penggalangan dana untuk membantu keluarga tidak mampu yang secara ekonomi terdampak imbauan 'di rumah saja', rumah-rumah makan yang memberi layanan gratis kepada pengemudi ojek online, artis-selebritas dan selegram yang menyumbangkan sebagian hartanya, dan banyak lagi.

Stasiun televisi mestinya meninggalkan acara-acara rutin, dan menggantinya dengan aneka program yang punya keterkaitan langsung dengan upaya penghentian penularan virus Corona di seluruh penjuru tanah air.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun