Mohon tunggu...
sugiati ati
sugiati ati Mohon Tunggu... Guru - Sugiati

Sugiati Kepanjen Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aku Bukan Dia

18 Juni 2019   10:58 Diperbarui: 18 Juni 2019   11:04 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Liburan sekitar hari raya telah berlalu. Para siswa disibukkan lagi dengan rutinitas harian belajar dan mengikuti berbagai kegiatan di sekolah. Mulai dari pembelajaran akademik di kelas, sampai kegiatan non akademik di luar kelas. Banyak juga dari mereka yang aktif mengikuti berbagai tambahan pelajaran  di luar sekolah, baik ikut di lembaga bimbingan belajar atau memanggil guru privat ke rumahnya.

Semua aktifitas dan rutinitas harian para siswa memakan banyak waktu dan tenaga. Mereka dengan suka cita dan ceria menjalani semua rutinitas harian. Meski jarang yang sadar apakah mereka itu menjalankan dengan hati atau karena terpaksa. Bisa jadi apa yang mereka lakukan karena desakan orang tua yang menuntut banyak hal dari anaknya. Masih banyak orang tua yang memilihkan tempat pendidikan anak atau berusaha menentukan masa depan anaknya.

Hal tersebut memang tidak salah, memilihkan yang terbaik untuk buah hati, agar kelak sesuai harapan ayah bunda. Tapi jangan lupa bahwa semakin dewasa anak kita, dia juga punya pilihan dan harapan sendirian. 

Bila mereka masih anak-anak anak kita bisa menentukan tempat pendidikan terbaik menurut  kita, serta mengarahkan mereka sesuai keinginan kita. Namun bila mereka sudah memasuki usia SMA  atau memasuki bangku kuliah pasti mereka akan punya cita-cita dan harapan sendiri. Mereka akan bangga bila bisa sekolah atau kuliah sesuai dengan keinginannya.

Memaksa anak sesuai keinginan kita akan menyebabkan mereka kurang semangat dalam belajar. Kalau hal ini terjadi jangan berharap hasil yang diharapkan akan maksimal sesuai harapan, karena tiap anak mempunyai bakat dan minat yang berbeda- beda. Ada yang bakat di bidang sains, ada yg bakat di bidang olah raga dan lainnya.

Hal tersebut kadang jarang diterima oleh orang tua. Seperti saat ini, ketika musim penerimaan raport yang merupakan laporan hasil belajar para siswa. Orang tua hanya melihat prestasi anak di bidang kognitif saja. 

Mereka kurang menyadari anaknya itu minat dan bakatnya di bidang apa. Ada diantara mereka yang memang bakat jadi bintang kelas. Ada juga yg bakat jadi bintang lapangan. Jangan paksakan mereka karena bakat dan bidangnya sendiri- sendiri, apalagi sampai membanding - mbandingkan anak kita dengan anak tetangga. Biarkan mereka tumbuh besarv sesuai dengan minat dan bakatnya. 

Jangan sampai anak kita menangis karena merasa dibanging- bandingkan dengan lainnya. Mereka pasti akan bilang ,"Aku bukan dia". Selamanya ikan tidak akan bisa terbang dan burung tidak bisa berenang.

    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun