Mohon tunggu...
sugiati ati
sugiati ati Mohon Tunggu... Guru - Sugiati

Sugiati Kepanjen Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kupatan

16 Juni 2019   23:40 Diperbarui: 16 Juni 2019   23:56 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

   Ramadhan telah usai dengan sejuta rasa, ada sesal, kenapa Bulan Mulia ini berakhir begitu saja. Ada sejuta harapan semoga bisa bertemu dengan Ramadhan- Ramadhan tahun berikutnya. Ada juga sebongkah kebahagiaan karena berhasil memperoleh kemenangan dengan menjumpai Idul Fitri. 

   Momen bahagia sebagai penyempurna puasa Ramadhan adalah Idul Fitri.Setelah sebulan ditempa dengan ujian melawan hawa nafsu dengan berpuasa serta beribadah sekuat tenaga. Rangkaian ibadah tersebut semakin sempurna dengan pembersihan jiwa berupa zakat fitrah. 

   Perayaan Idul Fitri di Indonesia tidak lepas dari acara halal bihalal halal, saling mengunjungi, saling memaafkan atas segala kesalahan yang bersifat Haqqul Adam( kesalahan kepada sesama manusia).

   Euforia Idul Fitri di tanah air tidak pernah lepas dari Hari Raya Ketupat. Orang Jawa bilang "Kupat". Adat Jawa biasanya Hari Raya Ketupat jatuh sekitar satu Minggu setelah hari Raya Idul Fitri. Hampir di tiap rumah kita jumpai hidangan ketupat yg ditemani oleh aneka lauk yg terbuat dari santan seperti opor ayam atau lainnya.

   Selain rasanya yang memang lezat, hidangan ketupat yang pertama kali diperkenalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga ini memiliki banyak makna. Kalau dalam bahasa Jawa kata kupat merupakan singkatan dari" ngaku lepat"( mengaku salah). 

   Semua umat Islam pada hari yang Fitri ini mau mengakui kesalahannya masing-masing. Semua minta maaf. Mengakui kesalahannya di hadapan orang tuanya, keluarganya, saudaranya, sahabat nya serta semua temannya. Tak satupun dari mereka yang canggung atau enggan untuk meminta maaf. Hal ini karena berhubungan dengan dosa Haqqul Adam yang tidak diampuni oleh Allah sebelum meminta maaf terhadap orang yang ia sakiti atau ia dholimi.

   Selain bermakna "ngaku lepat" ( mengakui kesalahan) makna filosofi yang terkandung dalam kata ketupat ( kupat ) yakni mempunyai empat ( papat ) makna:

1. Bentuk anyamannya yang rumit mencerminkan kesalahan manusia yg bermacam - macam.

2. Warna dalamnya yang putih setelah ketupat dibuka mencerminkan kesucian hati dan jiwa karena mau saling memaafkan.

3. Simbol kemenangan umat Islam di hari yang Fitri karena sudah berhasil mengalahkan hawa nafsu selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.

4. Hidangan ketupat yang sering disandingkan dengan lauk atau kuah bersantan menggambarkan pengakuan kesalahan dan kemauan untuk mau  memaafkan kesalahan sesama. Ketupat santan atau kupat santen berarti mengakui sedanten kalepatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun