Tegal, putaran ke 11 kopdar komunitas Sayuran Hidroponik Indonesia (SAHI) bertempat di rumah Minarto selaku ketua Koperasi SAHI dibilangan kawasan Mega Griya Manten Desa Kalijambe, Tarub-Tegal. Pada Minggu, (06/10/2019).
Dalam kesempatan ini Amin selaku ketua Sahi mebuka acara sekaligus menjelaskan bahwasannya komunitas Sahi dibentuk sebagai ajang silaturahim supaya semangat kekeluargaan bisa lebih terjalin, disamping itu tidak kalah pentingnya juga komunitas Sahi merupakan wadah bagi para pegiat hidroponik diwilayah Tegal, Brebes, Pemalang dan sekitarnya.
Adanya Kopdar mempermudah kita dalam memecahkan permasalahan yang ada terkait hidroponik baik cara dan teknis tanam, penanganan hama serta penaganan pasca panennya.
Dari masing-masing anggota dijumpai berbeda desa berbeda juga kandungan air bakunya, jika disekitar wilayah pantura berdasarkan tes tds meter pengukur ppm kepekatan nutrisi air bakunya sudah melebihi ambang batas yang tidak boleh digunakan untuk bercocok tanam hidroponik yaitu diatas 1000 ppm.Â
Menurut Untung selaku pengelola Mejasem Hidroponik Center (MHC) budidaya hidroponik itu berbeda dengan bercocok tanam secara konvensional, dalam hidroponik semua harus terukur jika asal-asalan maka bisa berpengaruh pada hasil dan pertumbuhan tanaman. Ungkapnya
Lain hal dengan Andi salah satu peserta kopdar menuturkan, dalam hidroponik itu tidak ada hukum pakem dalam sistem, apa saja boleh asal tanaman bisa tumbuh dengan baik yang salah adalah yang tidak mencoba. Tuturnya
Pendapat itu dibenarkan oleh Imam Rifa'i salah satu peserta lainnya.
" Tidak ada yang menyalahkan, dengan sistem apapun selama tanaman bisa tumbuh." Tutur Imam.
Yang jadi persoalan saat ini adalah ada pasar yang terbuka lebar namun belum terjawab pasalnya dari kopdar 1 sampai dengan 11 permintaan dan hasil mou dengan beberapa supermarket belum bisa dipenuhi itu juga yang membuat Sri Yudiarsih yang biasa disapa Bunda Cici belum percaya diri mengambil keputusan kerjasama.Â
Dilihat dari beberapa kopdar belum ada peserta yang benar-benar serius dan komitmen kalaupun ada belum terjadwal dan kebanyakan punya pasar sendiri-sendiri secara azas perdagangan aspeknya belum terstruktur dengan benar produktifitas-kualitas-kuantitas-dan kontinuitasnya.
Perlu keseriusan dan keuletan agar hobi yang ditekuni bisa menghasilkan, terhitung ada 120 anggota di WAG itu dari angkatan 1-13, namun yang aktif hanya kisaran 20 orang saja lainnya hanya pemirsa setia saja hehe...
Semoga kedepan Sahi bisa mewarnai pasar sayur hidroponik di Indonesia dalam skala besar demikian harapan semua anggota.