Mohon tunggu...
Sudiono
Sudiono Mohon Tunggu... Lainnya - I Owner Vpareto Travel Indonesia I Konsultan Ausbildung I https://play.google.com/store/apps/details?id=com.NEWVPARETOTOURNTRAVEL.android&pli=1

Pemerhati Masyarakat, Field study : Lychee des metiers des sciences et de I'industrie Robert Schuman, Le Havre (2013). Echange France-Indonesie visite d'etudes des provisieur - Scolaire Descrates Maupassant Lychee de Fecamp. Lycee Louis Modeste Leroy, Evreux (2014), Lycee Professional Jean Rostand, Rouen (2014), Asean Culinary Academy, Kuala Lumpur (2012). Departement of Skills Development Ministry of Human Resources Malaysia (2013). Seoul Technical High School (STHS) 2012. Jeju Self Governing School (2012), Assesor BNSP Marketting (2016), Assesor Akreditasi S/M (2015), Pelatihan CEC Coach Wiranesia (2022), pemilik Vpareto travel Indonesia,

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Insting Bisnis yang Tak Disengaja

13 Agustus 2020   09:09 Diperbarui: 13 Agustus 2020   08:58 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak jalan menuju Roma seringkali kita mendengarnya. Kalimat itu seolah menjadi pembenaran pada siapapun kalau ada kemauan di situ pasti ada jalan. banyak kisah orang-orang sukses yang berawal dari segala sesuatu yang tidak disengaja.  Namun, instink membawa ketidaksengajaan itu malah kemudian membawa suatu keberuntungan.

Pernah dengar sepak terjang Pengusaha nyentrik yang selalu pakai celana pendek kemana pun beliau pergi dan bertemu orang-orang pejabat di pemerintahan ? 

Sekarang sudah almarhum pemilik salah satu pasar swalayan di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Ada kisah menarik  yang  dilihatnya tidak sengaja oleh beliau  namun kemudian menjadi hal lumrah di masyarakat. 

Kala itu pedagang-pedagang sayuran di Jakarta punya kebiasaan turun temurun yaitu memotong dan membuang bagian bawah termasuk akar sayuran. Misal Sayura Kangkung,  bayam dan lainnya. 

Menurut para pedagang bagian yang di buang itu kotor sebab menempel pasir, lumpur atau tanah pada akar sayuran.  Dibersihkanlah bagian kotor tersebut kata pedagang biar sayuran bersih dan bisa menarik perhatian pembeli dalih mereka. 

Namun, menurut almarhum dengan insting beliau  menganggapnya itu  peluang bisnis baru. Bayangan meraih untung maksimal dengan melakukan sedikit kreasi  ternyata benar juga. Beliau  berlawanan arus dengan para pedagang. 

Kalau pedagang sayur menghilangkan bagian bawan dan akar sayuran yang merumbai-rumbai itu. Maka beliau malah membiarkan bagian bawah akar sayuran.  

Hanya yang dia lakukan mencuci sebersih mungkin. Akar sayuran yang dicuci dengan bersih dan di pajang dalam supermarket miliknya ternyata menjadi daya magnet baru, out of the box  dan aneh di jamannya. membeli seikat sayuran dengan akar yang telah dicuci bersih menjadi daya tarik tersendiri. 

Jika pelanggan senang maka harga sayuran dijual lebih mahal pun banyak orang akan membelinya. Ternyata Instink tajam  beliau terbayar dengan cuan yang menggiurkan. Padahal saat diolah orang pun tak mungkin bakal memasak akar sayur dan mengkonsumsinya. 

Aku  tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan tetangga saya yang memang terlahir dari keluarga pebisnis yang sudah turun menurun. Apalagi jika dibandingkan besarnya usaha yang di miliki oleh tetangga saya atau almarhum si pengusaha nyentrik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun