Mohon tunggu...
Suci Nurhandayani
Suci Nurhandayani Mohon Tunggu... Guru - Guru GTT, Ibu rumah tangga

Saya suka menulis, belajar hal2 baru yang menantang,

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Togaku Sayang Togaku Malang

22 Oktober 2022   16:01 Diperbarui: 22 Oktober 2022   16:05 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Assalamu'alaikum, aku disini ingin mencoba membagikan kejadian unik yang terulang dua kali tanpa kusengaja.

Pertama kali kuliah kondisiku berbeda dari teman-teman, jika mereka baru lulus SMA sedang aku sudah berkeluarga, punya anak pula. Waktu itu anak pertamaku sudah masuk TK.  Bisa dibayangkan bagaimana lelahnya harus membagi waktu, belum lagi jurusan yang aku ambil matematika yang tentunya membutuhkan banyak waktu untuk memahami, bagi orang yang suka dan ada dasar tentu mudah. 

Tapi tidak bagiku, aku hanya memahami matematika sebatas SMP karena aku mengenyam pendidikan SMK yang notabene terbatas pengetahuan matematikanya, mau tidak mau aku harus belajar dari dasar untuk memahami semua berharap aku bisa mengikuti perkuliahan tanpa adanya kesulitan yang berarti, dengan mata lain aku diwajibkan belajar mandiri jika tak ingin ketinggalan dari yang muda-muda.

Singkat cerita aku lulus dengan IPK yang tidak mengecewakan, disinilah keunikan terjadi disaat hendak ceremonial kelulusan aku baru saja melahirkan buah hatiku yang kedua, otomatis aku tidak bisa menghadiri prosesi wisuda karena baru keluar dari rumah sakit dan kata orang tua pamali kalo harus berangkat keluar kota meskipun aku melahirkan secara normal. 

Alhasil toga hanya kupandangi tanpa pernah bisa aku kenakan.

Keunikan kedua juga terjadi disaat aku menempuh pendidikan Pascasarjana. Aku dinyatakan positif hamil anak ketiga disaat aku mendapatkan undangan wisuda di Jakarta. 

Kenapa aku memutuskan tidak berangkat, kehamilanku yang ketiga ini sungguh berbeda, trimester pertama aku mabuk tidak bisa kemana-mana, jangankan ke Jakarta, bangun dari tempat tidur saja hampir tidak mampu. Sekali lagi momen indahnya ceremonial wisuda tidak juga bisa aku rasakan.

Lenyap sudah anganku untuk bisa mengenakan toga dan merasakan suasana wisuda yang katanya menakjubkan. Aku memiliki dua toga tapi tak satupun pernah ku kenakan, masih rapi terbungkus plastik menjadi penghuni abadi lemari kamarku.

Namun disetiap kelulusanku, Allah memberikanku hadiah yang luar biasa yang tidak setiap orang mendapatkannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun