Mohon tunggu...
Udin Suchaini
Udin Suchaini Mohon Tunggu... Penulis - #BelajarDariDesa

Praktisi Statistik Bidang Pembangunan Desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemajuan Berat Sebelah

10 November 2022   17:58 Diperbarui: 10 November 2022   18:08 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap kemajuan yang tidak berujung pada peningkatan kualitas hidup, maka harus didefinisikan ulang. Kemajuan merupakan sesuatu yang kompleks, tidak sekedar pada peningkatan aset, canggihnya gadget, barunya mobil dan motor. Karena kemajuan lebih rumit dari sekedar pendapatan. Saat rumah sederhana menjadi mewah, dan hanya dinikmati asisten rumah tangga yang tinggal di rumah, jelas ini kemajuan berat sebelah. Kemajuan telah memberangus kualitas hidup, tumbuh di sana dan akan mati di sini.

Meningkatnya waktu kerja tanpa keseimbangan hidup, akan serupa dengan mesin pabrik. Padahal, mesin pabrik dengan kapasitas 8 jam yang dipaksa bekerja 13 jam, tentu akan mempercepat  timbulnya masalah. Peningkatan beban akan mengurangi masa hidup mesin, yang membuat pelumasan mesin menjadi cepat garing. Jika ini yang dialami manusia, mereka akan mengingat kembali masa lalu untuk membandingkan dan merenungi kondisi saat ini. Mungkin inilah alasannya, banyak warung kopi di desain dengan gaya klasik. Sebuah ornamen yang mengingatkan kita tentang kesejarahan. 

Dengan mengingat kembali sejarah, orang akan kembali mengingat nilai-nilai luhur bagaimana seseorang hidup dengan kualitasnya. Kursi-kursi ukiran yang tertata rapi, dinding-dinding jati yang tertata harmoni, pelayanan prima yang berirama dengan musik tradisional diputar mengiringi waktu termenung mengingatkan kita untuk aktualisasi diri. Bagaimana produktivitas harus diiringi dengan kenyamanan dan kualitas hidup perlu terus dilanjutkan. 

Kualitas hidup ini menjadi muara dalam kemakmuran, karena kemajuan tanpa memperhatikan kualitas adalah pemiskinan. Bagi sebagian orang, meningkatnya jam kerja yang meningkatkan jumlah uang, ternyata merenggut waktu untuk keluarga menjadi persoalan. Karena ada pihak yang kaya raya namun tidak menemukan makna bahagia. Inilah kenapa, banyak kejadian bunuh diri di negara maju. Mereka kehilangan makna dari kualitas hidup yang dijalani. 

Saya pernah singgah di kota yang penuh dengan taman, dan saya apresiasi sekali dengan kebijakan ini. Sebagai tawaran akan sebuah nilai, bahwa manusia butuh melemaskan otot, jalan-jalan, berkumpul bersama komunitas, sekaligus melemaskan ketegangan dari banyaknya tekanan hidup dan pekerjaan. Pernah juga singgah ke kota yang ramah dengan pejalan kaki, sebagai tawaran bahwa hidup manusia bukan soal kecepatan bergerak, namun juga menikmati perjalanan hidup itu sendiri. Kita perlu itu keseimbangan, karena ketegangan dan tekanan telah menciptakan banyak topeng yang membuat lupa pada diri sendiri.  

Setiap manusia perlu tempat untuk berekspresi yang tidak ditemukan di tempat penuh ketegangan dan tekanan. Di tempat-tempat seperti ini, kata "lebih baik" terkadang menyusahkan banyak orang. Sementara, kata "pembelajaran" terkadang membuat semakin banyak tekanan. Padahal, tidak banyak kebahagiaan ditemukan di tempat-tempat demikian. Sementara, semua orang berhak produktif dan berkembang di tempat penuh kebahagiaan, bukan sebaliknya. 

Tapi percayalah, meski tidak semua hari dapat dilalui dengan baik, ada hal baik setiap hari yang kita lalui. Setiap kemajuan yang telah memberangus kualitas hidup, pasti ada sedikit kualitas hidup yang dapat disyukuri diantara kesulitan yang terjadi. Memang sulit mencari makna dari apa yang terjadi. Namun, saat kita terjebak dalam proses pemiskinan nilai-nilia kehidupan, saat itu kita punya ribuan alasan untuk mengeluh, tapi kita hanya perlu satu alasan untuk tetap tersenyum, supaya apapun problematika kemajuan yang kita alami dapat kita pertimbangkan untuk diperbaiki. 

Akhirnya, setiap kemajuan yang tidak berujung pada peningkatan kualitas hidup, perlu didefinisikan ulang. Mungkin bukan sekarang, bahkan sampai saat kita mulai terasa lelah baru merasa ada yang salah. Saat itu kita baru tersadar momen indah dan kesempatan memperbaiki telah terlewati. 

Bayangkan saja, alangkah mengerikannya menjadi tua dengan pengalaman masa muda yang hanya berisi tekanan beban dan rutinitas yang tidak menggugah semangat. Kehidupan bak mesin yang dipaksa melebihi kapasitas, sementara saat pensiun memiliki nilai yang tidak seberapa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun