Mohon tunggu...
Subulu salam
Subulu salam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional - Universitas Islam Indonesia

Ibadah, Menulis, Bercerita, Foto

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendefinisian Ulang Kata Pemuda

25 Januari 2023   17:21 Diperbarui: 25 Januari 2023   17:26 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bekerja sama - unsplash

“Supaya yang muda saja yang aktif, yang muda yang produktif dan kreatif”. Ujar laki-laki beranak dua.

Hal ini merupakan kiasan dari apa yang terjadi saat ini, khalayak berpikiran bahwa yang tua sudah tidak mampu lagi, terlalu berat untuk memberikan ide, memasrahkan semuanya pada yang muda. Lantas siapa yang dimaksud pemuda? Apakah mas-mas tadi beranakan dua dapat dikatakan pemuda? Ataukah hanya pemuda ialah ia yang berumur masa-masa SMP hingga dia sampai menikah. Dan ketika menikah sudah saatnya dia tidak perlu memikirkan, buang-buang waktu untuk turut serta menjadi pemuda yang produktif dan kreatif.

Hal lumrah

Sesuatu yang biasa kita lihat pada desa-desa sekarang, atau dalam lingkup kecil anggota keluarga, hingga dalam pemerintahan, tetapi demikian bukan pada umumnya, hanya sebagian. Sebagian besar. Keadaan yang dijalankan pada kehidupan yang sejuk, rindang, dan stagnan, atau dengan kata lain kegiatan-kegiatan yang dilakukan begitu-begitu saja, setiap hari mengulang pekerjaan yang sama. Yang bekerja tetap bekerja sepanjang harinya, berangkat sekolah pagi, melihat tetangga sekitar juga dengan kegiatan yang sama, hari-hari besar pun setiap tahun juga dengan konsep yang sama.

Tidak berharap besar

Tidak mengharapkan adanya perubahan yang tiba-tiba, semuanya juga akan menolak jika yang pada umumnya berangkat sekolah pagi, karena ingin perubahan, digantinya menjadi berangkat siang. Hanya berharap kecil, akan adanya perubahan-perubahan kecil juga, dalam tanda kutip juga diikuti terus menerus, istiqomah. Perubahan bukan selalu diartikan menggantikan, menghilangkan dan mendatangkan sesuatu yang baru. Penambahan juga dapat diartikan sebagai perubahan, dari dua hitungan menjadi tiga atau empat, misalnya.

Puncak masalah

Tetapi sayangnya hal demikian tidak semua orang sependapat, dan ingin turut berpikir, mayoritas enggan. Lebih pada menikmati, mencari aman. Ketika masalah datang dan waktu berjalan semakin cepat, khalayak lebih suka memberikan tanggung jawab daripada memikul tanggung jawab, lagi dan lagi mencari aman adalah prioritas mereka. Bukan salah atau benar, tidak tertarik untuk mendebat sikap demikian adalah salah atau benar. Yang jadi masalah ketika terjadi kesalahan dan kerugian semua orang lantas diam, diam-diam menggunjing mayoritas lainnya mengapa tidak mau bergerak, hingga semuanya kena.

Ini adalah permisalan tadi antara yang muda dan tua. Golongan tua beranggapan diri mereka sudah tidak mampu lagi, sudah saatnya yang muda bergerak, katanya. Atau berikan golongan tua waktu istirahat, saatnya menikmati. Tapi di lain sisi yang muda pasif, tidak mau tangan kotor. Selain mencari aman, ada juga yang mengatakan, bahwa kami sungkan, pekewuh (rasa tidak enakan) mendahului yang tua. Hal ini seperti roda tidak ada hentinya, terus begitu saja. Yang muda tidak mau bergerak karena sungkan mendahului, yang tua juga diam tidak mengajak, menunggu inisiatif para pemudanya.

Mengartikan kembali pemuda

Menurut KBBI pemuda merupakan orang muda laki-laki; remaja; teruna. Dalam UU nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan juga disinggung, pemuda yakni warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. dan Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda. menurut Islam pemuda merupakan seorang hamba yang masih kuat secara fisik dan mental. Masih memiliki banyak kekuatan untuk memaksimalkan dirinya. Sedang WHO mengartikan pemuda, adalah seseorang yang berusia 10 sampai 24 tahun. Menurut ahli, Koentjaraningrat  (1997) pemuda adalah suatu fase yang berada dalam siklus  kehidupan manusia, dimana fase tersebut bisa kearah perkembangan atau perubahan. Dan pengertian lainya, yang mengartikan pemuda sedemikian rupa.

Kesimpulannya dapat kita maknai pemuda itu sendiri, siapakah pemuda? Pemuda adalah kita, kita memilih diri kita sendiri menjadi pemuda, pemuda bukan hanya sebagai fisik juga sebagai jiwa, darah muda. Dapat kita lihat ada yang mengartikan pemuda hanya dibatasi dengan umur, juga dengan sifat dan tingkah laku, bertingkah laku demikian menandakan dia pemuda. Ketika kita membatasi pemuda hanya pada umur ketika seseorang melewati batasan tersebut apakah dia tidak pemuda? Dari yang sebelumnya dikatakan pemuda merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tanggung jawab, cita-cita, dan perkembangan, apakah jika seseorang melewati batasan tersebut dia terlepas dari tanggung jawab, cita-cita, dan perkembangan? Dengan kata lain, waktunya gantian saatnya kamu yang dibawah umurku untuk memikul tanggung jawab, berikan aku waktu istirahat, misalnya.

Harapan kecil

Mari kita teladani bagaimana perjuangan Nabi Muhammad dalam memperjuangkan Islam, beliau diutus menjadi nabi pada umur 40, melebihi batasan umur yang dituliskan pada UU dan WHO, tapi apakah Nabi Muhammad lesu, menyerah? Mengalah dan menyalahkan mengapa tidak diberi wahyu ketika masih umur 21 atau 24? Seperti pengertian pemuda di atas tadi. Nabi Muhammad tetap berjuang sepenuh tenaga dan pikiran. Teladan yang dapat kita ambil kembali ketika perang pertama Nabi Muhammad setelah diutus, yakni perang badar. Beliau tetap berani dan tidak gentar lantas memberikan tanggung jawab perang kepada pemudanya, beliau berada di barisan pemimpin, saat itu beliau berumur kurang lebih 53 tahun, jauh dari kata pemuda. Dimana saat itu juga perang badar dilaksanakannya ketika bulan puasa. Sekali lagi mari kita bercermin.

Siapapun kita adalah penanggung jawab, tidak terlepas pada umur berapa. Tentu tanggung jawab disini juga menyesuaikan, yang tua bertanggung jawab untuk mengajak pemuda, jika pemudanya pasif, dan juga turut serta menyumbangkan ide atau gagasan, jika mampu. Yang muda sudah sepatutnya tahu bagaimana dia berperan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun