Mohon tunggu...
Subarkah Komendangi
Subarkah Komendangi Mohon Tunggu... Freelancer - Lawyer

Bercerita apa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menulis (Bukan) Perkara Mudah

9 Maret 2015   18:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:56 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menulis merupakan ruang yang tidak terbatas untuk menuangkan sebuah pikiran ataupun gagasan dalam bentuk rangkaian kata, mulai dari sekedar status di sosial media, karya - karya atau cerita pendek, bahkan ikut nimbrung di blog keroyokan kompasiana ini, entah itu tulisan yang biasa - biasa saja sampai dengan tulisan yang serius. Sehingga tanpa sadar menulis sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.

Beberapa orang mungkin menjadikan kegiatan menulis ini karena memang hobi menulis, ada juga yang menulis hanya untuk mengukur kemampuannya apakah bisa menghasilkan tulisan yang bagus atau tidak. Terlepas dari niat setiap orang untuk menulis, tentunya sebagai penulis pemula kita akan beranggapan bahwa menulis bukan perkara mudah. Menulis pun bisa menguras tenaga dan pikiran. Seluruh kemampuan dikerahkan untuk bisa menghasilkan sebuah tulisan yang bisa dinikmati setiap pembaca.

Untuk bisa meghasilkan tulisan yang bermutu tentu tidak hanya diraih dalam waktu sekejap saja, butuh sebuah proses kerja keras dan dedikasi yang panjang, karena menulis adalah sebuah keahlian, artinya semakin diasah menulis, semakin baik juga tulisan yang dihasilkan. Sebut saja para penulis terkenal seperti, Seno Gumira Ajidarma, Djenar Maesa Ayu, Dewi Lestari, bahkan kang pepih pun sang empunya kompasiana ini melewati proses yang begitu panjang sampai bisa menghasilkan tulisan yang bermutu sampai saat ini. Karena hasil tidak akan mengkhianati proses.

Dari saya pribadi yang paling berat dalam menulis adalah membuat paragraf pertama, karena kunci mengalir dan tidaknya sebuah tulisan berawal dari paragraf pertama. Saya pun sering mengalami ini, mandeg dalam paragraf pertama. Sekalipun sudah ada judul tulisan yang ditulis namun sering kesulitan menyusun paragraf pertama. Solusinya, tulis saja apa yang muncul di dalam pikiran, sekalipun berantakan, tulis saja, biar nanti dirapikan kembali.

Menulis juga tidak bisa lepas dari kegiatan membaca. Dengan membaca kita akan mendapatkan sebuah persepsi atau inspirasi baru untuk tulisan. Membaca pun bisa memperkaya kosakata kita, karena menulis harus berelaborasi dengan berbagai macam kata sehingga membentuk suatu padanan kalimat yang menarik untuk pembaca. Sebagai penulis pemula, membaca adalah awal yang baik untuk segalanya.

Kemudian selain membaca, sebagai penulis pemula kita juga harus sering berlatih. Ibarat pisau, harus sering diasah biar tetap tajam, begitu pun dengan menulis harus sering berlatih setiap hari. Menulislah sesering mungkin entah itu di media sosial, buku harian, ataupun di kompasiana. Semua wadah bisa dijadikan sebagai tempat untuk menyalurkan sebuah tulisan.

Mungkin sekian dulu sharing dari saya sebagai seorang penulis pemula, lebih dan kurangnya mohon dimaafkeun. Intinya menjadi seorang penulis itu memang gak bisa instan. Semua ada prosesnya, dan lewat proses inilah kamu berkembang menjadi penulis yang lebih baik. Yang penting, tetap produktif dan terus berkarya.

Salam Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun