Mohon tunggu...
Suara Pelajar
Suara Pelajar Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Perspektif

18 Februari 2018   22:33 Diperbarui: 18 Februari 2018   22:44 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sejarah kehidupan umat manusia, manusia selalu menginginkan perubahan (berinovasi), ingin tampil beda dari kehidupan sebelumnya dengan berpegang pada konteks realitas. Dalam hal ini, manusia ingin tampil lebih maju dan modern sehingga tidak segan-segan dalam mengkritik sesuatu yang dianggap bisa menghambatnya, tidak terkecuali agama.

Dalam sejarah kehidupan bangsa Eropa, mereka secara terbuka mengkritik eksistensi agama karena dianggap keberadaan mereka dibawah otoritas agama telah mengikat kebebasan dan kemajuannya, sehingga muncullah sebuah wacana sekularisme, yaitu pemisahan antara urusan dunia (negara) dengan agama. Disini mereka beranggapan bahwa agama tidak berhak ikut campur dengan urusan dunia, dengan kata lain agama adalah urusan pribadi dan tidak boleh dibawa dalam ranah publik (negara).

Sekulerisme adalah sebuah konsep yang memisahkan antara negara dan agama. Negara merupakan lembaga yang mengurusi tatanan hidup yang bersifat duniawi dan tidak ada hubungannya dengan yang berbau akhirat, sedangkan agama adalah lembaga yang hanya mengatur hubungan manusia dengan hal-hal yang bersifat metafisis dan bersifat spiritual, seperti hubungan manusia dengan tuhan.

Sejarah munculnya sekularisme sebenarnya merupakan bentuk kekecewaan (mosi tidak percaya) masyarakat Eropa kepada gereja saat itu (abad 15). Sekularisme merupakan sebuah ideologi yang pada mulanya berkembang di dunia barat dan menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia tak terkecuali dunia islam. Paham ini mempunyai tujuan yaitu memisahkan antara hak Tuhan dengan hak Manusia atau memisahkan antara urusan manusia dengan urusan tuhan.

Secara historistis, kita tahu bahwa sistem ini lahir di masa Renesaince saat Eropa berjuang untuk keluar dari abad kegelapan. Mereka menemukan paham sekulerisme saat sedang berjuang keluar dari abad kegelapan yang disebabkan oleh dominannya kekuasaan gereja yang ditandai dengan pengekangan terhadap kebebasan berfikir, penindasan hingga tragedi inkuisisi. Akhirnya, paham sekulerisme dianggap cocok bagi bangsa Eropa karena agama mereka dalam sejarahnya telah begitu mengekang kebebasan berfikir.

Di era imperialisme Barat, sistem sekuler-liberal ini merupakan warisan negara-negara kapitalisme yang ditinggalkan di negara-negara bekas jajahan mereka. Tujuannya, agar meskipun mereka tidak lagi menjajah negara-negara Islam secara militer, tapi penjajahan non militer akan bisa terus mereka lanjutkan.

Islam adalah petunjuk menuju kebangkitan. Sebagai sebuah konsep, Islam adalah sistem yang universal yang mengatur segala aspek tatanan kehidupan umat manusia, baik yang berkenaan dengan politik, 'ubudiyah dan akhlak, maupun yang berkaitan dengan muamalah, sosial kemasyarakat, ekonomi, Iptek, pendidikan dan sebagainya.

Memahami konsepsi Islam seperti ini, Islam justru menjadi sumber dan pedoman dalam lapangan ilmu dan peradaban saat ajaran Islam diterapkan secara kaffah, tidak sekuler. Dalam sejarah Islam tidak dijumpai tragedi pengekangan kebebasan berfikir. Bahkan Islam justru menekan umatnya untuk berfikir yang dibuktikan dengan banyaknya ayat-ayat yang meminta umat Islam untuk berfikir.

Namun demikian, Islam mengarahkan kita, agar kemajuan yang akan (seharusnya) dicapai umat Islam tetap dalam koridor perintah langit, bisa menyeimbangkan dunia dan akhirat, maka tekanan Islam kepada umat Islam berfikir disempurnakan dengan metode yang integratif sehingga umat Islam bisa maju secara duniawi dan tetap selamat dalam pandangan ukhrawi.

Jika Barat bisa maju dengan sistem,sekulerisme, liberalisme, dan negara-negara Komunis bisa maju dengan sistem sosialismenya, maka seharusnya kita memahami bahwa dunia Islam hanya akan maju dengan menjadikan Islam sebagai ideologi pembangunan.

Islam adalah sistem yang sempurna, solusi menuju kebangkitan, dengan mengamalkan nilai-nilai konsepsi islam secara kaffah maka seluruh umat islam akan makmur dan maju. Maka tidak heran Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 3, "Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu, dan telah kucukupkan nikmatku bagimu, dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun