Mohon tunggu...
Maya Costanza Oraplawal
Maya Costanza Oraplawal Mohon Tunggu... -

Senang minum air putih, tidak panas dan tidak dingin. Saya biasa saja. Kuliah akuntansi tapi enggak punya bakat ber-akuntansi. Maafkan saya bapak, maafkan saya ibu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahas Kereta Lokal

12 Mei 2014   23:47 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:35 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13998155811498403575

[caption id="attachment_306759" align="aligncenter" width="300" caption="Kereta Lokal "][/caption]

PT KAI yang Luput dari Rutinitas
Sebagai pengguna jasa PT Kereta Api Indonesia yang masih nubie, saya sangat bangga dengan keberadaan perusahaan penyedia jasa transportasi kereta api ini. Kereta api dapat membawa saya dengan cepat berpindah ke tempat yang satu ke tempat lainnya dengan biaya yang murah dibandingkan dengan biaya transportasi bus. Untuk pertama kalinya saya menggunakan kereta api ketika saya sudah berpindah tempat tinggal di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Tambun sendiri memiliki stasiun kereta. Tambun memang menjadi kawasan bersejarah karena adanya peninggalan masa lampau berupa sebuah gedung yang sering disebut Gedung Juang dan si stasiun Tambun itu sendiri. Kalau kata guru Sejarah saya sih sepanjang jalan depan Pasar Tambun itu kerap disebut jalan Daendles. Saya jadi ingat kerja rodi Anyer-Panarukan, ada hubungannya nggak sih dengan jalan sepanjang Tambun ini dan stasiun Tambun? Coba dicari masing-masing ya.. hehehe :P

Walaupun saya tinggal tidak jauh dari stasiun kereta, saya bisa dibilang hampir tidak pernah menggunakan jasa transportasi kereta dengan rutin sebelumnya. Saya lebih memilih bus untuk pulang pergi kampus. Karena saat itu dalam pemikiran saya kereta itu sangat tidak direkomendasi untuk tujuan saya ke kampus saya yang berada di Kuningan, Jakarta.

Sebelum  rutin menggunakan kereta api, saya baru dua kali menggunakan kereta api untuk ke kawasan perkotaan, yaitu kawasan Jabodetabek (walaupun belum pernah ke Tangerang dan Bogor dengan menggunakan kereta sih, hehe). Dan dua kali itu memiliki rentang waktu yang betahun-tahun lamanya. Perjalanan pertama saya dengan kereta api saat saya diajak tetangga saya yang merupakan teman sebaya saya, Nur, bersama kakaknya, Mbak Sri, saat itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Tujuan kami saat itu adalah stasiun Rajawali dan naik dari stasiun Tambun. Saya ingat saat itu di dalam kereta sangat ramai karena penuh. Saya waktu itu masih bingung sih, tetapi dinikmati saja. Hehe kan itu pengalaman pertama saya. Setelah perjalanan pertama itu saya tidak menggunakan kereta api lagi sampai bertahun-tahun lamanya. Hingga saya berkuliah saya baru menggunakan kereta lagi saat semester tiga. Dari stasiun Sudirman ke stasiun Depok Baru. Tujuan saya yaitu ke Sawangan, Depok. Saat itu saya sedang mengikuti kegiatan UKM kerohanian kampus saya. Hal yang sama saya alami di perjalanan kedua saya, yang penuh sesak, namun yang ini lebih parah daripada yang pertama. Pengalaman kedua ini sampai membuat tali tenteng pada tas ransel saya putus. Hehe. Saya sampai tenggelam alias sulit bernapas karena tubuh saya yang tidak terlalu tinggi dan kacamata saya sampai lepas dari wajah saya. Aneh kan? Dan itu rasanya panik sekali karena semua orang berdesakan. Pengalaman yang tidak terlupakan. Hehehe.

Commuter Line

Kehadiran Commuter Line dengan Tiket Harian Berjamin-nya mulai membuat saya berani menggunakan kereta api sebagai transportasi saya ke kampus. Pertama kali saya dikenalkan dengan commuter line oleh tetangga saya yang juga teman sebaya saya, Ipit. Saat itu tahun tahun 2013 pertengahan Ipit kembali ke Tambun selama satu semester dia sibuk berkuliah di universitasnya, Universitas Brawijaya. Ipit saat itu ingin ditemani untuk pergi ke Roxy dalam rangka membetulkan smartphone-nya yang masih terhitung baru namun sudah tidak bisa menyala. Ipit yang masih belum terlalu tahu dengan Jakarta maka dia meminta saya yang menemaninya padahal saya sendiri pun belum pernah ke Roxy. Akhirnya saya bertanya kepada teman saya, Dian, berdasarkan info darinya kalau ingin ke Roxy dari Bekasi lebih praktis dengan menggunakan kereta dibanding dengan menggunakan bus. Alhasil saya naik commuter line untuk pertama kalinya.

Commuter line sangat baik tampilannya. Dengan kereta khusus perempuan membuat daya tarik tersendiri. Kereta khusus perempuan berada pada kereta pertama dan terakhir. Saya lebih sering berada di dalam kereta perempuan. Lebih aman. Commuter line pun menggunakan air conditioner alias AC yang membuat penumpang nyaman. Peraturan yang ada di commuter line sangat ditegakkan. Apalagi setiap keretanya sudah pasti ada petugas keamanan. Fasilitas di commuter line juga diperuntukkan bagi penyandang cacat yang menggunakan kursi roda.

Dan di setiap kereta terdapat kursi prioritas bagi ibu hamil, ibu dengan balita, lansia, dan penyandang cacat. Itu memang harusnya menjadi standar bagi kereta berpenumpang baik kereta lokal maupun commuter line.

Kereta Lokal

Sebulan terakhir ini saya menggunakan kereta lokal jurusan Cikampek-Jakarta Kota dan/atau Purwakarta-Jakarta Kota. Sangat menyenangkan saya dapat menggunakan kereta lokal ini dari Stasiun Tambun dan saya tidak perlu naik di Stasiun Bekasi untuk pergi ke Stasiun Jakarta Kota. Karena rumah saya hanya berjarak 10 menit ke Stasiun Tambun. Menyenangkan bukan?

Setiap pagi saya berangkat dari rumah pukul 05.45 WIB untuk menuju Stasiun Tambun. Sesampainya di Stasiun Tambun saya langsung cepat-cepat jalan kaki menuju loket tiket. Kenapa buru-buru? Itu karena tiketnya cepat habis. Pukul 06.00 saja sudah ludes tiket kereta baik yang jam keberangkatan pertama sampai yang ketiga. Untuk info saja, jadwal tiba kereta lokal di StasiunTambun yang pertama adalah pukul 05.56, kedua 06.15, dan 06.56. Hanya ada tiga jadwal untuk jadwal pagi. Selanjutnya jadwal siang dimulai pukul 13.30 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun