Mohon tunggu...
Rakha Stevhira
Rakha Stevhira Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan fakultas ushuluddin jurusan akidah dan filsafat Universitas Al-Azhar Kairo Mesir

Peminat kajian sufistik dan pemikiran islam

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Series Loki dalam Metafor Filsafat dan Agama

9 Desember 2021   13:08 Diperbarui: 16 Maret 2024   18:52 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inphttps://thereelbits.com/wp-content/uploads/2021/07/loki-poster.jpegut sumber gambar

Sudah menjadi hal yang biasa ketika MCU (Marvel Cinematic Universe) mengguncang industri perfilman di dunia. Seperti pada tahun 2019 yang lalu, ketika film puncak pada fase ke-3 franchise Avanger yaitu Avanger Endgame tayang di berbagai belahan dunia. Sempat tercatat film ini menggeser film Avatar (2009) sebagai film terlaris sepanjang masa versi Box Office Mojo, terbukti dari antusiasme masyarakat yang tak terbendung dan membanjiri bioskop-bioskop dihari pertama penayangannya hingga hari-hari selanjutnya.

Setelah kesuksesannya dalam fase ke-3, studio marvel kembali serius menggarap sekuel selanjutnya pada fase ke-4 dari perjalanan para superhero serta villainnya dalam beberapa projek yang sudah mereka umumkan baik dari film maupun series, seperti series hawkeye yang sedang tayang saat ini. Tetapi bukan series ini yang akan kita bahas, melainkan series sebelumnya yang sudah tayang terlebih dahulu karna sesuai dengan judul yang saya tulis diatas yaitu series Loki.

Series Loki bagi saya menyimpan kesan yang mendalam dibanding series lain baik yang sudah ataupun sedang tayang saat ini. Series ini mengambil latar pada saat para Avanger melakukan perjalanan waktu kembali ke tahun 2012 di battle of New york untuk mengambil teserract dan tongkat scepter milik Loki, namun sayang ketika akan mengambil teserract Loki kemudian berhasil membawanya kabur dan menghilang bersamanya.

Dari peristiwa tersebut tanpa disangka ternyata membawa Loki untuk melawan takdir dirinya yang seharusnya dia dibawa dan diadili di Asgard tetapi justru menghilang bersama dengan tesseract tersebut. Loki akhirnya terdampar di sebuah padang pasir luas kemudian bertemu dengan beberapa orang dari suku setempat yang sempat kebingungan melihat Loki karena muncul secara tiba-tiba, tidak lama berselang datanglah anggota TVA (Time Variance Authority) untuk kemudian membawanya ke markas mereka.

Perjalanan panjang dimulai setelah Loki dibawa dan diadili di TVA, pengadilan TVA menjelaskan jika Loki telah membuat realitas baru karena telah lari dan melawan takdirnya, sedangkan hal tersebut TVA cegah untuk menghindari realitas bercabang pada tatanan ruang dan waktu. Maka mereka membawa Loki dan akan menghukumnya dengan memusnahkannya. TVA kembali menjelaskan jika seseorang yang melawan takdirnya dan kemudian membuat realitas baru maka seseorang itu disebut variant.

 Alih-alih diadili, Loki ternyata direkrut menjadi anggota TVA untuk memburu para variant seperti dirinya dari berbagai timeline (garis waktu) yang membawa kejutan diakhir series ini nanti bahwa ternyata semua anggota TVA adalah variant yang sama seperti dirinya juga. 

Ini sangat membawa kekecewaan terhadap Loki, pasalnya diawal dia sudah berusaha mempercayai TVA sebagai kaki tangan yang diciptakan oleh sang time keeper (penjaga waktu) yang ternyata mereka adalah orang-orang sama seperti dirinya yang melawan takdir dalam kehidupan mereka masing-masing dimana merekapun sebenarnya tidak ingin berbuat seperti itu seandainya mereka tahu bahwa itu bukan takdir mereka.

Sampai pada suatu titik series ini membawa kita dimana Loki akhirnya menemui sang time keeper yang berada diluar tatanan ruang dan waktu, Loki dijelaskan olehnya bahwa realitas bercabang dicegah agar tidak terjadi karna itu akan membawa bencana dengan terbenturnya antara realitas satu dengan yang lainnya seperti saat dimana sang time keeper belum menjadikan timeline bercabang tersebut menjadi satu timeline yang kemudian kini disebut sebagai sacred timeline (garis waktu yang suci).

Kemudian film diakhiri dengan kematian sang time keeper yang dibunuh oleh Loki karna dia merasa sang time keeper telah merenggut kebebasan setiap orang dalam menentukan pilihan jalan hidupnya masing-masing dan harus membuatnya terkekang oleh takdir ketetapan yang sudah diberikan kepada mereka.

Sebelum kejadian itu sebenarnya Loki sempat diajak bernegosiasi oleh sang time keeper untuk menggantikan dirinya sebagai penjaga sacred timeline karna dia telah mencapai ambang batas waktu untuk dapat mengetahui takdir dan ketetapan dari setiap kehidupan. 

Kemudian dengan matinya sang time keeper akhirnya sacred timeline pun pecah dan menjadi realitas bercabang (multiverse) yang akan membawa cerita ini pada film dan series marvel selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun