Dalam rangkaian pengembangan ekonomi Indonesia agar lebih maju perlu adanya akselerasi,menurut Dr. Ir Lukmanul Hakim sebagai Wakil Ketua MUI Pusat dengan adanya acara yang bertajuk Kemitraan antara instansi terkait dan Pondok Pesantren diharapkan arah arus baru ekonomi yang telah diinisiasi oleh KH.Maruf Amin sebagai Ketua Umum MUI Pusat dapat di wujudkan.
Yang telah ada adalah Bentuk Nota Kemitraan antara PT.Kimia Farma, Tbk dengan Pondok Pesantren dalam mendorong ekonomi umat terformulasikan dalam bentuk :pertama,Bantuan Klinik,dalam bantuan ini ada nilai kesepakatan yang diantaranya adalah pengobatan gratis,alat medis sampai tenaga ahli telah disiapkan. Hal ini penting mengingat kesehatan merupakan salah satu faktor utama dalam mendorong kinerja produktifitas masyarakat, karena dengan sehat maka badan akan lancar menjalani aktivitas sehari-hari.
Kedua:Bantuan Agrotanaman Obat, formulasinya adalah dengan menginventarisir beberapa produk obat  yang dibutuhkan oleh pabrik yang dalam hal ini masih dalam area industri internal PT. Kimia Farma, Tbk, akan tetapi hal demikian tidak menutup kemungkinan akan lebih menyeluruh ke instansi lain bahkan bisa menjadi komoditi ekspor yang unggul.
Ada segi permodalan, pendampingan dan teknologi pertanian.Perlu diingat bahwa lahan pesantren dan tenaga santri serta masyaralat sekitar pesantren menjadi modal yang utama dalam formulasi ini. Ketiga:CSR, ini formulasi sesuai dengan potensi pesantren adalah pengajian,khitanan masal,MCK dan sosial lainya.
Acara tersebut merupakan salah satu wujud dari pada sebuah nalar transformatif yang digagas oleh KH. Ma"ruf Amin dengan konsep HUMAN RESOURCES = HUMAN CAPITAL. Ini  logis,jika kita mengingat Kata Alm.Bob Sadino menyatakan "Kalau anda ingin memulai sebuah usaha jangan ada alasan kata saya tidak punya uang,selama anda masih hidup, maka diri anda adalah modal itu",sedikit tapi berkesan,demikianlah ungkapan Almarhum. Lanjut dengan kemitraan, mau tidak mau pesantren harus menjadi leading sektor dalam akselerasi pengembangan arus baru ekonomi,karena di pesantren terdapat Human Capital yang sangat besar dan pesantren berada dalam geografis di tengah-tengah masyarakat pedesaan yang nota bene masih kurang sejahtera.Â
Nah, hal inilah yang membuat adanya nilai akselerasi arus baru ekonomi dalam tajuk ekonomi berkeadilan mantap untuk di praktikan di lingkungan pesantren. Masih pemberdayaan ekonomi pesantren, itu harus bisa dimaksimalkan oleh kalangan pondok pesantren untuk kiranya dapat membuat hegemoni kasuistik yaitu  masih banyak lemahnya perekonomian pesantren menjadi teratasi. Bukan hanya dengan menunggu bola datang,akan tetapi menjemput bola dan menggiringnya sampai menjebol gawang adalah nilai artistik yang harus digapai.Â
Masih ingat saya dalam kenangan sewaktu nyantren,santri memang hobinya istighosah, sesuai dengan hadits Rosul dari Abu Dawud dan Tirmidzi "Doa itu adalah otaknya ibadah". Sohihnya pengejawantahan hadits tersebut telah di up oleh dunia pesantren dengan istighosah dan sebagainya. Jangan-jangan segala bentuk program dan minkhaitsu layahtasib ini adalah doa yang diijabahi oleh Alloh pada tatanan Ibadah fil iqtishodiyah li jalbil mashlahah. Amin !