Mohon tunggu...
Stevanus Widhiprasetya
Stevanus Widhiprasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya menyukai hal-hal mengenai psikologi, fotografi , dan film

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mister Ot, Rendah Hati, dan Unsur Alam

11 Mei 2023   13:30 Diperbarui: 11 Mei 2023   13:32 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Awalan

Saya mau memberikan sedikit informasi mengenai tulisan ini. Tulisan ini adalah pengalaman kolektif pribadi saat berada di asrama. Saya membuat tulisan ini sebagai refleksi pribadi dalam menanggapi pengalaman yang saya ikuti. Acara ini berjudul Character Camp, acara ini berbentuk seperti capacity building untuk mengasah keterampilan untuk bisa bekerja dalam tim dan mengenal pribadi sendiri. Tulisan refleksi ini adalah tulisan tahun 2021. Saya mau membagikan refleksi ini sebab menurut saya, refleksi ini bisa menjembatani ataupun menyemangati pembaca untuk melihat kembali nilai rendah hati.

Acara ini diselenggarakan di pantai selatan malang. Kami harus menyusuri kurang lebih 15-20 pantai selatan yang ada di malang, dimulai dari  Pantai Kondang Merak. Kami harus menyusuri bibir pantai selatan malang. Dalam tulisan ini ada beberapa kalimat yang tidak baku, sebab ini berbentuk refleksi pribadi bukan artikel ilmiah yang ada metodenya.

Cerita

Dalam acara selama 6 hari bersama Pak Ot dan tim, banyak sekali yang saya dapatkan dari acara ini. Di awal, saya ditanyai apa yang ingin di inginkan. Saya memilih nilai rendah hati. Mengapa rendah hati? Karena saya masih kurang dalam nilai tersebut. Saya adalah pribadi yang cenderung reaktif sehingga terkadang saya sampai lupa diri, saya pribadi yang sanguinis. Nilai rendah hati merupakan nilai dari keutamaan yang paling dasar dalam kehidupan ini. Refleksi yang saya tulis ini bukan sebuah jurnal laporan peristiwa melainkan sebuah permenungan Pak Ot, Rendah hati, dan Alam. Mengapa? Karena kebanyakan dari teman-temanku sudah menuliskan beberapa laporan peristiwa tentang acara Character Camp, sehingga saya membuat hal yang berbeda. Jadi saya memilih sebuah poin besar dari refleksi saya dan saya menambahkan dari beberapa pengalaman yang saya alami saat Character Camp. Paragraf ini terkesan latar belakang dan alasan saya menuliskan refleksi ini.

Perjalanan acara ini dimulai saat malam hari sebelum keberangkatan menuju kediaman Pak Ot. Saya dan teman asrama barusan pulang dari kunjungan keluarga. Saya sudah memikirkan hal yang aneh-aneh tentang rentetan kegiatan selama 8 hari ke belakang. Berawal dari kunjungan keluarga 2 hari kemudian dilanjut dengan kegiatan Character Camp selama 6 hari. Pikiran yang ada yaitu saya akan jatuh sakit nantinya karena kelelahan, demam berdarah, covid-19, dan sebagainya. Mengapa saya berpikiran seperti itu? Karena kegiatan yang direncanakan oleh pastor sungguh padat dan berat. Namun nyatanya saya tidak jatuh sakit saat menulis refleksi ini, saya masih sehat dan bugar.

Mengapa rendah hati yang menjadi fokus utama dalam hal yang ingin saya capai di pelatihan bersama Pak Ot dan tim Character Camp? 

            Dalam permenungan saya, nilai rendah hati sama seperti air. Agak membingungkan ya.. tapi memang benar adanya, buktinya saya menemukannya. Dalam doa Gita Sang Surya milik Santo Fransiskus Asisi, air adalah unsur alam dan saudara yang sangat besar faedahnya, selalu merendah, berharga, dan murni. Air sangat berguna bagi kehidupan manusia, jika tidak ada air manusia dan makhluk hidup akan mati dengan cepat. Ia (air) menopang seluruh kehidupan makhluk hidup di bumi, dari fakta yang ada, sebagian besar bumi dipenuhi oleh air. Faedah air dalam permenungan saya itu membawakan berkat bagi seluruh makhluk, semua akan bersukaria ketika air hujan turun setelah melewati kemarau yang panjang. Manusia mampu membuat minuman berasa-rasa karena unsur air yang ada. Dari fakta lain, manusia juga sebagian besar terdiri dari air, oleh karena itu mengapa air begitu pentingnya bagi manusia. Air selalu merendah, di dunia ini tidak ada air yang keatas kecuali dibantu dengan mesin. Air selalu jatuh turun kebawah, ini menandakan bahwa ia punya makna yang mendalam, ia memiliki nilai kehidupan yang dasar. Dalam arti lain, ia memiliki ilmu yang besar tentang hidup. Bayangkan saja apapun yang mengganggu dan menghalangi air, ia (air) tetap terus untuk turun kebawah, tidak peduli beberapa kali ia harus menabrakkan dirinya ke penghalang itu. Jika mungkin ia bisa bersuara pasti ia akan meneriakkan rasa sakit itu sebagai ungkapan bahwa ia sedang kesakitan, tapi nyatanya ia tidak bersuara. Karena dia tahu tujuan akhir dari hakikatnya sebagai air yaitu mencapai samudra yang besar dan luas yang tidak mungkin ada lagi penghalang untuk jatuh turun kebawah, karena ia sudah mencapai garis akhir yang menyenangkan. Bisa hidup bebas. Air juga berharga, hal berharga ini saya menceritakan tentang pengalaman ketika saya berada di pantai yang panas dan terik. Disana saya merasa sangat bersyukur dan menghargai bagaimana air itu melegakan saya, seperti rusa yang rindu akan air. Saya berusaha untuk menghemat pengeluaran air bersih dan matang supaya saya bisa bertahan hidup di pantai. Air itu murni, saya punya perumpamaan semisal air itu dicampurkan dengan nutrisari jeruk. Zat dan senyawa yang ada dalam air itu tidak lagi murni H2O, melainkan ada campuran lain karena sudah bercampur dengan nutrisari bubuk tersebut. Air itu selalu murni dan polos, ia memberikan dirinya sebagai wadah untuk zat lain, supaya menambah cita rasa yang lebih. Ia tidak pernah mengeluhkan juga soal hal ini.

            Hubungan antara rendah hati dan air terletak pada nilainya dalam doa Gita Sang Surya yang dituliskan dan dikidungkan oleh Santo Fransiskus Asisi. Fransiskus Asisi menuliskannya dengan begitu indah dan penuh rasa syukur kepada Sang Pencipta. Rendah hati itu sangat besar faedahnya bagi pribadi manusia. Jika saya mampu mencapai kerendahan hati sampai penuh, hal ini akan sangat berdampak baik bagi diri saya sendiri ataupun orang disekitar saya. Tetapi nyatanya semua manusia masih berjuang, bahkan seorang kuduspun juga memperjuangkan nilai ini. Mengapa rendah hati besar faedahnya? Juga karena ia (rendah hati) dipenuhi oleh cinta yang besar. Menurut saya, semua bersumber dari cinta yang kemudian tumbuh menjadi satu keutamaan dasar yaitu rendah hati. Kemudian rendah hati ini melahirkan banyak sekali keutamaan-keutamaan baik di dunia. Cinta bukanlah keutamaan, namun sebuah unsur kehidupan. Cinta yang besar membawa saya pada pemaknaan tentang kerendahan hati yang dalam. Cinta harus keluar dari diri saya, tidak hanya berhenti pada diri Stevanus Widhiprasetya, namun sebagai sarana mengalirkan cinta Pencipta kepada seluruh makhluk. Saya hanya sebagai alat saja, bukan pemilik cinta itu sendiri. Titik ini yang membawa saya pada kerendahan hati bagaimana saya memaknai cinta yang ada dalam rendah hati tersebut. Sangat besar manfaatnya bagi saya. Rendah hati selalu merendah seperti air, karena rendah hati punya segalanya. Dalam artian ia (rendah hati) punya kuasa menasehati, diam, memilah dan menerima pengetahuan, terbuka, pengamatan, ikhlas, tulus, sabar, dan masih banyak lagi. Itu mengapa tadi saya menuliskan rendah hati merupakan keutamaan dasar yang membuka keutamaan-keutamaan baik lainnya. Ia (rendah hati) menjadi pintu. Rendah hati tidak pernah merasa superior, menghakimi, puas diri, dan sifat buruk lainnya. Karena dia tahu bahwa dirinya dipenuhi cinta, hanya itu.

             Rendah hati juga berharga. Berharga menjadikan rendah hati selalu dicari-cari oleh banyak orang. Ia (rendah hati) tidak pernah mempromosikan dirinya ataupun meminta imbalan dari harganya. Ia hanya terus menumbuhkan cinta yang ada. Saya adalah salah satu dari miliar orang yang mencari keutamaan ini karena memang didalamnya terdapat cinta yang sungguh besar. Saya juga tidak bisa menentukan harga untuk keutamaan/nilai yang satu ini. Jika nilai ini dipikir dalam konsep untung dan rugi, maka rendah hati tidak lagi menjadi rendah hati karena dihitung dengan hasil dan bagi. Terakhir adalah murni, rendah hati mudah sekali ternodai dan dilukai oleh perbuatan, pikiran, dan kelalaian saya. Rendah hati mudah sekali rusak karena kesalahan atau kelalaian saya, hal kecil dosa yang mampu dengan mudah merusak rendah hati. Kuasa jahat selalu dengan mudah masuk dalam diri saya lewat kelemahan pribadi saya. Kemurnian dari rendah hati membantu hati nurani saya semakin bening dan jelas dalam menghadapi masalah atau godaan kuasa jahat. Kebeningan hati nurani membantu dalam pengambilan keputusan. Keputusan selalu diikuti dengan nilai baik dan buruk. Kepekaan juga lahir dari kerendahan hati. Kepekaan ini membantu hati nurani untuk memberikan peringatan pada diri bahwa ada sesuatu hal yang tidak beres.

            Permenungan ini muncul dalam keheningan dan doa. Dalam hening dan suasana doa akan lebih mudah untuk mencari refleksi tentang rendah hati ini. Permenungan ini sudah pasti mengarahkan saya dalam memuji dan memuliakan Allah. Allah akan memberikan keutamaan rendah hati jika saya meminta. Allah akan menunjukkannya lewat cara yang indah dan tidak masuk akal manusia. Contoh kongkret yaitu saya dipertemukan dengan Pak Ot dan tim Character Camp. Permohonan saya terkabul lewat acara ini, saya semakin mengerti dan paham maksud Allah untuk mendapat rendah hati. Semua permenungan di atas karena kuasa Allah sendiri. Jika saya tidak mengikuti character camp mungkin saya tidak akan pernah menemukan makna rendah hati lewat acara ini. Setiap pengalaman dan perjumpaan dalam acara Character Camp membantu saya dalam menemukan kerendahan hati. Saya menyadari dan bersyukur lewat acara yang diselenggarakan oleh Pak Ot dan tim Character Camp, saya semakin memaknai perjumpaan dengan Allah tentang rendah hati lewat pengetahuan yang dimiliki orang lain, lewat keindahan alam raya seperti pantai, ombak, angin, binatang, air bahkan partikel mikroskopis. Saya menjadi semakin bisa merasakan bagaimana menjadi Santa Teresa dari Calcuta yang memiliki semangat dan cinta yang besar. Itu semua berkat nilai yang ia hidupi yaitu rendah hati. Ketika tubuh fisik saya lemah karena tekanan yang diberikan alam Malang Selatan, rendah hati seperti muncul ke permukaan hati saya untuk selalu mengingatkan bahwa ini yang saya cari dan saya harus bisa menghidupinya. Rendah hati juga muncul ketika saya diberi saran oleh teman-teman satu tim, di dalam kasus ini saya harus bisa memasang telinga untuk mendengarkan dan punya perasaan terbuka. Belajar, kesalahan, dan proses berjalan beriringan dalam mencapai kerendahan hati. Dan saya berhak untuk merasakan ketiganya untuk bisa memaknai lagi apa arti nilai yang ingin saya capai. Sekian terimakasih.

Stevanus Widhiprasetya

174221044

Mahasiswa Universitas Airlangga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun