Mohon tunggu...
Stephen G. Walangare
Stephen G. Walangare Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunang-kunang kebenaran di langit malam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pribadi yang Tak Tertandingi

16 Agustus 2018   22:51 Diperbarui: 24 Agustus 2018   23:40 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya ingat sekali hari di mana sebagai seorang anak laki-laki yang tumbuh di India, ibu saya memberikan makanan yang begitu lezat di tangan saya. Saya berjalan keluar dengan gembira, menikmati setiap gigitan yang nikmat dan berharap takkan pernah habis. Tiba-tiba, entah dari mana, seekor elang menyambar ke arah saya lebih cepat daripada daya tangkap mata atau reaksi pikiran saya. Makanan tersebut hilang dari tangan saya dan sisi samping wajah saya tercakar. Saya berdiri di sana dengan sangat ketakutan mengalami semua itu. Reaksi instingtif saya adalah berlari ke rumah, menangis dan mencari penghiburan dari Ibu saya dan berharap akan bantuan dan makanan pengganti yang akan diberikannya. Namun yang saya dapati adalah peringatan yang begitu keras untuk selalu berhati-hati terhadap pemangsa yang terus berkeliling. Pemangsa yang dapat setiap waktu meninggalkan saya dengan tangan kosong." Demikian tulis Ravi Zacharias dalam salah satu bukunya.

Cerita di atas terlintas dalam pikiran saya ketika saya memikirkan kehilangan yang diderita oleh budaya kita dalam tiga dekade terakhir. Sebagian orang Kristen berpergian dengan gembira ke manapun sambil membawa Alkitab di tangannya. Banyak pendeta mengkhotbahkannya begitu saja tanpa siap melindunginya dari orang-orang yang siap untuk merebutnya dan meninggalkan kita dalam keadaan yang kacau balau. Tidak banyak gereja yang menjelaskan bahwa Alkitab adalah sebuah buku dengan tingkat kebenaran yang sangat tinggi.

Paulus mengingatkan Timotius untuk memelihara kepercayaan yang diberikan kepadanya (1Tim. 6:20). Kita mendapatkan panggilan yang sama untuk melakukannya di zaman sekarang ini. Kita hidup dalam sebuah masa di mana orang Kristen sangat membutuhkan untuk diajar dalam bidang apologetika. Orang Kristen seharusnya diajar untuk menjaga kepercayaan mereka akan Injil Yesus Kristus yang mulia. Jika kita tidak belajar bagaimana menjaganya, kita akan mencucurkan air mata dan meratapi fakta di mana cakar skeptisisme telah merampasnya dari tangan kita. Merupakan sebuah kehormatan untuk menjalankan tugas seperti ini, untuk membawa keindahan dan kuasa Injil kepada dunia yang bingung dan bermasalah.

Adakah kekristenan salah menempatkan Yesus yang sesungguhnya? Apa yang sudah diyakini umat Kristen selama hampir dua milenium - bahwa Yesus adalah Allah - seringkali dan secara terbuka dipertanyakan saat ini. Biasanya orang yang menolak Alkitab juga menolak pandangan Kristus yang ditinggikan. Namun yang mengejutkan adalah banyak orang yang menerima otoritas Alkitab ternyata begitu mudahnya mengatakan bahwa keilahian Yesus tidak ditemukan dalam Alkitab.

Padahal Perjanjian Baru dari permulaan hingga akhir (bukan hanya kitab-kitab Injil) dengan jelas mengungkapkan identitas keilahian Yesus. Selain itu, terbukti bahwa kepercayaan kepada Yesus sebagai Allah merupakan keyakinan dari para murid mula-mula yang berkebangsaan Yahudi, yang berakar pada teologi Perjanjian Lama dan pada perkataan dan perbuatan Yesus sendiri.

Hari ini kita akan membahas tentang satu Pribadi yang menjadi inti dari pertobatan banyak orang yang mengaku Kristen. Pertobatan kita bukanlah sebuah perpindahan tempat, namun perjumpaan dengan seorang Pribadi yaitu Yesus Kristus. Dan seharusnya kita bisa membedakan hidup kita dengan jelas sebelum dan sesudah mengenal Kristus. Autobiografi kita dibagi menjadi dua: sebelum dan setelah kita berjumpa dengan Kristus.

Yesus adalah nama yang terindah bagi banyak orang di dunia ini. Entahkah kita Kristen atau bukan Kristen, kalau kita jujur dan mau secara objektif membobot pengaruh Yesus, maka kita akan setuju bahwa Yesus adalah Pribadi yang paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Pengikut-pengikut-Nya hari ini, dari pelayan sampai presiden, pengemis sampai profesor, kira-kira berjumlah 2,2 milyar orang. Memang banyak di antara jumlah tersebut yang hanya mengaku Kristen, tetapi tidak sedikit juga di antara jumlah itu yang adalah orang-orang yang sungguh-sungguh mendedikasikan hidup-Nya untuk Yesus.

Yesus adalah nama yang paling banyak dipercaya oleh umat manusia, paling banyak disembah, paling banyak dipuji, paling banyak dikasihi, dan paling banyak dikenal. Nama yang paling terkenal di dunia ini bukan Steve Jobs, bukan Jack Ma, bukan Obama, bukan Trump, bukan Kim Jong Un. Nama yang paling terkenal di dunia ini setelah lewat 2000 tahun tetap adalah Yesus. Nama Yesus terus bertahan di tengah ujian waktu. Tidak pernah bergeser. Tidak bisa digantikan oleh siapapun. Dia adalah Pribadi yang paling sering ditulis, dikutip, dan diingat oleh manusia ketika susah maupun senang. Yesus adalah nama yang paling dominan dalam sejarah umat manusia.

H. G. Wells, seorang sejarawan terkenal pernah menulis: "I am a historian. I am not a believer, but I must confess as a historian that this penniless preacher from Nazareth is irrevocably the very center of history. Jesus Christ is the most dominant figure of all time."

Pertanyaannya, siapakah Yesus? Pada zaman di mana Ia hidup, ada yang menyebut-Nya sebagai Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia, atau salah seorang dari para nabi. Jika pertanyaan yang sama ditanyakan kepada orang-orang pada hari ini, jawaban yang dihasilkan akan sangat berbeda dengan jawaban orang-orang di zaman ketika Yesus hidup. Mungkin ada yang menganggap Yesus sebagai guru moral, pembuat mukjizat, nabi, pendiri agama Kristen, orang baik, dan lain sebagainya.

Sekarang, yang lebih menarik adalah bagaimana mungkin seorang anak tukang kayu, dan bahkan seorang tukang kayu bisa kemudian disembah oleh 2,2 milyar manusia, dan bisa memiliki pengaruh yang sedemikian besar sepanjang 2000 tahun? Di Indonesia, seorang pengusaha mebel yang kini menjadi presiden saja sudah merupakan capaian luar biasa. Tidak ada orang yang menyangka sang pengusaha mebel itu kini menjadi presiden ke-7 Indonesia. Bagaimanapun, Yesus lebih dahsyat lagi. Tukang kayu jadi Tuhan. Tukang kayu disembah oleh presiden-presiden di banyak negara. Siapakah orang ini sehingga dunia mengikuti Dia; sehingga para politisi, pejabat, presiden, dan profesor menyembah Dia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun